Apa yang ada di pikiran Anda ketika pertama kali melihat penampilan Hyundai All New i20? Bila tak ada logo di bagian depan dan buritan bisa jadi Anda tak akan menyangka kalau ini merupakan hatchback asal pabrikan Korea Selatan bukan? Casey Hyun merupakan orang yang punya peran besar pada kehadiran i20 generasi kedua. Ia merupakan sang desainer dari mobil yang pertama kali diluncurkan di India ini.
Hatchback yang menggunakan kode bodi GB ini tampil jauh lebih agresif dibanding pendahulunya. Terutama dari sisi eksterior yang kini terlihat sporty. Pertanyaanya, apakah mengemudikannya mobil ini seagresif tampangnya? Kami pun segera melakukan pengetesan lengkap untuk mengetahui performa dan pengendaliannya.
Unit tes kami kali ini merupakan All New i20 tipe GL bertransmisi otomatis. Sekadar info, Hyundai hanya menjual satu tipe i20 terbaru yang tersedia dalam pilihan transmisi otomatis dan manual. Seperti kebiasaan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), kemungkinan besar varian tertinggi dengan fitur yang lebih lengkap akan segera dihadirkan untuk melengkapi varian yang sudah ada.
Tapi sebelum jauh ke depan, ada baiknya kita eksplorasi dulu mobil seharga Rp 263 juta ini. Jika Anda memiliki kesempatan untuk test drive All New i20, pastikan tangan Anda tidak jauh dari tombol audio yang ada di lingkar kemudi sesaat setelah kunci kontak diputar.
Karena dari pengalaman kami, setiap kali sistem audio aktif sesaat setelah mesin menyala, volume akan selalu ada di posisi 5. Dan menurut kami level ini sangat kencang suaranya, karena level volume yang nyaman menurut kami ada di posisi 2.
Fitur yang cukup membantu di mobil ini salah satunya adalah tilt dan telescopic steering. Dengan pengaturan setir yang fleksibel ini posisi mengemudi ideal jadi lebih mudah didapat. Apalagi jok pengemudi bisa diatur tinggi-rendahnya melalui tuas manual.
Yang membuat kami takjub pada All New i20 adalah soal putaran lingkar kemudi yang sangat responsif. Mengandalkan Motor Driven Power Steering (MDPS), setir i20 terbaru ini sangat ringan diputar. Efeknya ketika kecepatan tinggi, sedikit saja setir digerakkan mobil langsung berpindah lajur.
Bantingan suspensi juga bisa dibilang moderat. Kombinasi MacPherson Strut di depan serta Coupled Torsion Beam Axle di belakang membuat bantingan suspensi masih terasa nyaman ketika melaju di jalan bergelombang namun juga tetap stabil ketika diajak menikung cepat. Sayangnya pemilihan ban di keempat roda membuat suara bising masuk hingga ke dalam kabin ketika jalan beralaskan beton.
Oke, kini saatnya kami mencoba performa dari mesin Kappa 1.4L. Namun sebelumnya, kami perlu ingatkan kepada Anda untuk tidak membuat ekspektasi berlebih soal performa hatchback ini. Mengingat para rival dari pabrikan Jepang punya kapasitas mesin lebih besar yang otomatis membuat tenaganya lebih besar.
Mesin 4 silinder berkapasitas 1.368 cc dengan empat katup di setiap silindernya ini mampu menghasilkan tenaga 100 ps di 6.000 rpm serta momen puntir di angka 133,3 Nm pada putaran 4.000 rpm. Sayangnya, mesin ini masih dipasangkan dengan tranmisi otomatis 4-percepatan. Efeknya ketika melaju konstan pada kecepatan 100 km/jam jarum takometer berada di angka 2.800 rpm.
Editor | : | andy |
KOMENTAR