Jakarta - Finalis Nissan GT Academy International Race Camp 2016, Raditya Indera, sekaligus juara umum Nissan GT Academy Indonesia 2016 mengaku tak menyangka bisa merasakan gemblengan sejati untuk menjadi pembalap profesional di Silverstone beberapa waktu lalu.
“Enggak pernah menyangka bisa merasakan dan mengikuti langsung bagaimana mengikuti proses buat jadi pembalap profesional. Benar-benar pengalaman berharga,” cerita pria berkaca mata minus itu.
Maklum selama ini kompetisi balap hanya dicicipi via video game. Aneka game balap dicicipinya hingga sempat merasakan permainan jet darat.
“Waktu itu era keemasan Michael Schumacher dan saya pun memainkannya hingga akhirnya mengidolakan Michael Schumacher dan ternyata berada di kokpit mobil balap yang sebenarnya terasa luar biasa,” imbuh Radit, panggilan akrab Raditya Indera.
Pun begitu Radit sempat mengaku sedikit kekecewaannya tak tembus menjadi yang terbaik di International Race Camp Nissan GT Academy yang mengiming-imingi ditempa dan dibina jadi pembalap profesional oleh Nissan Motorsport (Nismo).
“Andaikan saja lolos benar-benar bisa jadi pembalap profesional sesungguhnya,” pungkas fans berat Michael Schumacher ini. • (JLM/otomotifnet.com)
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR