Jakarta - Meski harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertalite, Pertamina Dex dan Dexlite) naik, tapi konsumen tidak lantas pindah ke Premium yang lebih murah.
Hal ini agak berbeda dibanding beberapa tahun lalu, saat harga Premium dengan Pertamax memiliki gap yang terbilang jauh.
Dijelaskan M Abidin, General Manager Service dan Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), dengan naiknya harga BBM non subsidi tidak serta merta akan membuat konsumen atau pengguna kendaraan beralih menggunakan Premium.
"Enggak juga, karena Pertalite juga sudah banyak. Ada Pertalite saja, orang isi Pertamax. Turun paling isi Pertalite. Kalau bahan bakar, konsumen sudah pintar lah," jelas pria yang akrab disapa Abidin San saat dihubungi OTOMOTIFNET, Jumat (6/1).
Lanjutnya, di samping perbedaan harga yang tipis antara Pertalite dan Premium, menggunakan Pertalite atau Pertamax justru memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih baik.
"Secara teori kan nomor oktan titik nyala, tapi kan juga menyesuaikan dengan kompresi motor. Nah, motor 2011 ke atas kompresinya sudah tinggi, antara 9,6:1 sampai ada 11:1 malahan," tambahnya.
Jadi, dengan oktan yang lebih tinggi pada bahan bakar, dan dipadukan dengan kompresi yang pas di kendaraan, maka efisiensinya bakal lebih baik. "Kompensasi bahan bakar akan sesuai lah dengan peruntukannya," pungkasnya.
Nah, pakai bahan bakar yang lebih murah belum tentu lebih irit dibanding pakai bahan bakar dengan harga mahal bro. (otomotifnet.com)
Editor | : | Arief Aszhari |
KOMENTAR