Rasanya seperti mengontrol mini Tesla, hampir setiap pengaturan dapat diubah dari R-LINK. Misalnya, bunyi sensor parkir dapat dikustomisasi jadi 3 jenis suara yang berbeda dengan volume yang dapat dikecil besarkan. Fungsi-fungsi seperti wiper belakang otomatis menyala ketika mundur, auto lock, dan hands free juga dapat diatur dari R-LINK.
Ingin fitur yang lebih konvensional? Renault Koleos juga menyediakan auto LED headlights dengan cornering lights, auto wiper, electrochromatic mirrors, dan 2 USB slot di belakang.
Namun dengan setiap serba-serbi yang membuat kabinnya terasa futuristik tersebut, rasa interior Renault Koleos bukan tanpa kekurangan.
Joknya misalnya, meski menggunakan platform yang sama dengan Nissan X-Trail, namun tidak seempuk saudaranya tersebut. Juga pada baris kedua, joknya sama sekali tidak memberikan fleksibilitas karena tak dapat slide atau recline, meski kami ragu mengapa ada yang ingin menggesernya maju mundur karena raksasanya ruang kaki yang diberikan Koleos di baris kedua ini.
Seperti yang akan kami sebutkan pada artikel Test Drive juga, sensasi mengendarai SUV sepanjang 4,672 m ini juga tidak sefantastis teknologi dan desain yang disuguhkan. Namun dengan setiap kelebihannya di atas, jujur kami pun sulit untuk peduli akan kekurangan ini.
Memang seperti hukum Moore berprinsip transistor akan semakin kecil setiap 6 bulannya, ke depannya, setiap mobil budget pun akan mendapatkan teknologi serba digital ala Renault Koleos ini karena teknologi display dan prosesor yang semakin terjangkau. Namun hingga tahun 2017 ini, belum satu pun dari Honda CR-V, Nissan X-Trail, Hyundai Santa Fe, Kia Sorento dan Mazda CX-5 dapat memberikan sensasi mobil di atas Rp 1 miliaran seperti yang diberikan Koleos kini.
Salute!
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR