Jakarta - Bukan rahasia lagi, Indonesia dipenuhi dengan mobil-mobil Jepang. Tidak percaya? Cek daftar mobil terlaris Gaikindo setiap bulannya dan coba cari, adakah mobil keluaran Eropa di list tersebut.
Wajar saja, mengingat range harga di bawah Rp 200 jutaan atau bahkan Rp 300 jutaan seperti city car, low MPV dan small SUV juga didominasi oleh mobil keluaran Jepang.
Bahkan bila kami coba sebutkan, hanya ada Renault Kwid yang jadi mobil Eropa (merek, bukan asal produksi) di bawah Rp 200 jutaan di luar Kia, Hyundai dan Tata. Sedangkan di bawah Rp 300 juta, hanya VW yang mendominasi dengan Polo-nya, kemudian masih ada lagi Fiat Punto yang mungkin anda belum pernah dengar sebelumnya.
Pajak yang lebih mahal membuat para APM (Agen Pemegang Merek) mobil Eropa di Indonesia, seperti Mercedes-Benz, BMW, Audi, Jaguar, Volkswagen, Fiat, Citroen, Peugeot, Volvo, Renault dan masih banyak lagi terkadang membuat para pabrikan ini sekalian saja mengimpor mobilnya dalam spesifikasi tinggi sekalian, sehingga harga jualnya pun langsung melonjak.
Nah, untuk para ‘Jepang-ers’ yang ingin mencicipi mobil Eropa, atau paling tidak sedang menaiki mobil besutan rekan yang bukan made in Japan, penting nih untuk tahu beberapa hal di bawah ini.
Malu kan kalau tidak tahu tombol untuk buka jendela ada di mana? Atau bingung bagaimana cara membuka kunci pintu mobil saat memasuki tempat pemeriksaan ketika mampir ke mall?
Yuk langsung dicek di bawah:
1. Tuas Lampu Sein - Wiper
Mau belok kanan, tekan tuas di sebelah kanan setir. Loh, kok malah wiper yang menyala? Nah, ini yang selalu membuat malu saat berpindah ke mobil Eropa dari mobil Jepang.
Karena mayoritas mobil Eropa (kecuali Inggris) punya konfigurasi LHD (Left Hand Drive - Setir Kiri), maka posisi tuas pun terbalik dari mobil Jepang meski telah dikonversi ke RHD (Right Hand Drive - Setir Kanan). Alhasil, mayoritas mobil Eropa pun punya tuas lampu sein di sebelah kiri dan tuas wiper di sebelah kanan.
Kami bilang mayoritas karena anomali seperti Renault Kwid, hatchback merek Eropa buatan India, memiliki tuas lampu sein dan wiper yang sama dengan mobil Jepang. Padahal varian Renault lainnya punya tuas terbalik. Oh iya, Mercedes modern juga menyatukan tuas lampu sein dan wiper di sebelah kiri karena di sebelah kanan dijadikan tuas transmisi.
Jangan lupa, hal ini juga berlaku dengan tuas lampu high beam. Tak mau kan malah menyemprot kaca depan dengan air wiper saat mau memberi sinyal lampu ke mobil di depan?
2. Kontrol Lampu Utama
Biasanya, mobil Jepang mengintegrasikan tuas lampu utama dan lampu kabut dengan tuas lampu sein. Kecuali Peugeot-Citroen dan Fiat, kebanyakan mobil Eropa memisahkan pengontrol lampu utama dengan tuas lampu sein.
Posisinya ada di ujung kanan dasbor (atau kiri di mobil LHD). Berupa kenop bulat atau ala kompor (BMW-MINI, VW Group), cukup putar ke kanan untuk menyalakan lampu utama atau cari simbol 'A' untuk pengaturan lampu otomatis menyala di keadaan gelap.
3. Tombol Lampu Kabut
Khusus untuk mobil Eropa yang kontrol lampu utamanya ada di ujung kanan dasbor seperti yang kami jelaskan di nomor 2, ada dua metode umum untuk menyalakan lampu kabut atau foglights baik yang depan maupun belakang.
BMW-MINI, Mercedes-Benz, Audi, Jaguar dan mayoritas lainnya, cukup menekan tombol dengan simbol lampu kabut yang biasanya ada di kenop lampu utama atau di sebelah kiri/kanan kenop tersebut.
VW Group seperti VW, Seat dan Skoda, perlu menarik kenop lampu tersebut untuk mengaktifkan foglights, tarik sekali untuk lampu kabut depan dan dua kali untuk lampu kabut belakang.
4. Tombol Power Window
Mayoritas mobil Eropa modern sudah mengaplikasikan tombol untuk membuka jendela di door trim, sama seperti mobil Jepang. Namun coba tumpangi salah satu yang lebih lawas, maka anda akan bingung tidak menemukan apapun selain sandaran tangan di door trim.
Contoh Peugeot dan Mercy lawas, keduanya meletakkan tombol power window di konsol tengah. Juga untuk penumpang belakang yang diletakkan di belakang laci konsol tengah.
Bonus, untuk Jeep Wrangler (yes, yes, mobil Amerika), tombol power window juga masih diletakkan di tengah karena pintunya dapat dilepas.
5. Jok Elektrik
Sebenarnya, mobil Jepang papan atas pun sudah dilengkapi dengan jok berpengaturan elektrik. Hanya saja, mayoritas mobil Jepang yang terjual di Indonesia biasanya berkisar di bawah Rp 300 jutaan, sehingga setiap pengaturan slide, recline dan height adjustment masih manual.
Untuk mobil Eropa kelas mewah yang masuk ke Indonesia, pengaturan jok biasanya mayoritas sudah elektrik. Selain Mercedes-Benz, pengaturan jok ada di sebelah kanan jok dan dibentuk seperti bentuk jok itu sendiri. Pakai tuas horizontal untuk slide dan height adjustment, sedangkan tuas vertikal untuk recline.
Khusus Mercy, tombol pengatur jok elektrik ini biasanya ada di door trim, di sebalah lubang ventilasi AC kiri dan kanan.
6. Kontrol Audio
Meski mayoritas mobil Eropa pun menggunakan layar sentuh untuk mengoperasikan audio/sistem hiburan kabin, berbeda dengan Mercedes-Benz, BMW dan Audi.
Disebut iDrive untuk BMW, COMAND untuk Mercedes dan MMI untuk Audi, ketiga pabrikan ini menggunakan sebuah swivel wheel atau controller berupa kenop rotary, yang diletakkan di konsol tengah untuk mengontrol apa yang ada di monitor. Meski beberapa versi advanced-nya, seperti iDrive 5.0 di BMW 7 Series G10 sudah mengkombinasikan layar sentuh dengan pengontrol iDrive ini.
Oh iya, beberapa pengguna Mazda berdesain KODO mungkin sudah familiar dengan pengoperasian semacam ini.
7. Tuas Transmisi
Bila berbicara mobil Eropa yang lebih kerakyatan seperti VW, Peugeot, Citroen dan Renault, tuas transmisi yang digunakan sebenarnya tak ada beda dengan model Jepang.
Coba masuk ke Jaguar, Mercedes-Benz, BMW dan Audi terbaru untuk pertama kalinya, kami jamin kepala anda geleng ke kiri dan kanan mencari bagaimana memindahkan dari P ke D.
Seperti kembali ke era Amerika dulu, Mercedes-Benz menyatukan tuas transmisinya di kolom setir. Bukan, bukan seperti Honda CR-V lawas yang menyatu secara mekanik di kolom setir. Ada di sebelah kanan setir seperti posisi lampu sein kebanyakan, tuas transmisi Mercedes-Benz bersifat secara elektronik, sehingga tinggal dicolek ke bawah untuk memasukkan ke D seperti mengaktifkan lampu sein, sedangkan untuk masuk ke P tinggal tekan tombol di ujung kanan.
Beda lagi dengan Jaguar, yang pemindah transmisinya berupa kenop di konsol tengah dan baru muncul setelah mesin dinyalakan. Cukup injak rem dan putar kenop tersebut untuk memindahkan giginya.
Audi dan BMW menggunakan tuas berbentuk lebih konvensional, namun dioperasikan secara elektronik, sehingga posisinya tak bisa berpindah secara fisikal. Cukup perhatikan saja pola yang dituliskan di atas tuas transmisinya untuk mengerti cara mengoperasikannya.
Adakah yang kami lewatkan? Sebutkan di kolom komentar di bawah ya!
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR