Jakarta - Kasus permainan curang sales terhadap konsumen yang ingin membeli unit motor secara tunai terjadi di beberapa dealer motor resmi, salah satunya Yamaha. Modusnya, si sales akan mengarahkan si calon pembeli untuk membeli secara kredit saja. Apa motifnya?.
“Sales yang ‘bermain’ itu oknum. Jadi mereka ingin dapat dua kali komisi. Dari Yamaha dan dari pihak leasing. Penyakit ini sebenarnya sudah ada sejak 20 tahunan lalu,” terang Dyonisius Beti, Executive Vice President Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Bagaimana PT YIMM mengatasi kasus yang jelas-jelas memperburuk citra mereka sebagai produsen motor ini?.
“Kami rutin mengirim ‘mistery guest’ untuk memantau oknum-oknum nakal ini. Dari situ bisa kelihatan mana sales yang menolak konsumen yang ingin membeli secara tunai, dan mengarahkan secara halus ke skema kredit,” lanjut pria yang akrab disapa Dion ini.
Jika terbukti, sanksi yang diberikan pabrikan berlambang garpu tala ini tidak main-main, bahkan sampai menyentuh pihak dealer langsung. “Pada beberapa kasus, kami lakukan tindakan hukum langsung kepada dealer tempat sales nakal tersebut bekerja, hasilnya beberapa dealer sudah kami cut,” tegas Dion.
Jika dilihat dari kaca mata ekonomi, isu sales ‘nakal’ ini memang tidak langsung merugikan kegiatan bisnis Yamaha, karena toh dealer-dealer resmi membeli unit motor secara cash langsung dari Yamaha. Tapi dalam jangka panjang, hal ini jelas memberikan dampak negatif terhadap brand Yamaha.
“Masalah oknum yang mengeruk keuntungan demi pribadi itu tentunya merugikan Yamaha. Semestinya semuua konsumen Yamaha, baik yang membeli kredit atau tunai berhak mendapat pelayanan yang sama,” pungkas Dion. (Otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR