JAKARTA- Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansah mengatakan pihaknya akan melakukan survei terkait perparkiran di Kalijodo (hari ini, 25/4)
Hal tersebut dilakukan menyusul ramainya pemberitaan mengenai tidak berfungsinya meteran parkir.
Sehingga urusan parkir dikuasai preman parkir liar yang meminta jatah kepada masyarakat dengan biaya lebih tinggi.
"Besok (hari ini) akan disurvei dan dibahas setelah itu segera dieksekusi," ujar Andri Yansah kepada OTOMOTIF di Jakarta, Senin malam (24/4).
"Sudah banyak keluhan masyarakat, sehingga pemerintah harus melakukan tindakan cepat," katanya menambahkan.
Eks pelacuran Kalijodo kini menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Area di Jalan Kepanduan II, Kalijodo, Jakarta Barat ini memang menjadi lokasi wisata terjangkau bagi masyarakat.
Sebelumnya, dilansir Warta Kota, sejumlah motor dan mobil pengunjung taman berjejer di Jalan Kepanduan II, Tambora, Jakarta Barat.
Pengunjung taman yang kendaraannya diparkir di bibir jalan itu membayar parkir yang diminta juru parkir liar. Untuk motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000.
Salah seorang pengunjung Taman Kalijodo, Andre (31) mengaku tidak tahu soal adanya mesin parkir meter yang kini tak ada lagi di sekitar Taman Kalijodo.
Namun warga Tebet, Jakarta Selatan ini mengeluh karena sebelumnya ia hanya membayar parkir mobil Rp 5.000, namun kini menjadi Rp 10.000.
"Ya saya bingung saja mas. Pas diresmikannya ini taman saya parkir mobil hanya Rp 5.000, bahkan pernah cuma Rp 3.000. Kok, sekarang jadi Rp 10 ribu," keluhnya. (Otomotifnet.com/MAS)
Editor | : |
KOMENTAR