Jakarta-Nicky Hayden pekan lalu (17/5) mengalami kecelakaan jalan raya di kawasan Cesena, Italia.
Setelah dirawat di rumah sakit Maurizio Bufalini di daerah sama Juara Dunai MotoGP 2006 itu mengehmbuskan nafasnya (22/5).
Jika merunut hasil rekaman CCTV, Nicky ditabrak mobil yang diduga sebuah Peugeot 206 CC dis ebuah persimpangan jalan.
Dari rekaman kamera itu pula ditengarai kalau “Kentucky Kid” nyelonong persimpangan jalan itu.
Ada dugaan pula kalau pembalap berusia 35 tahun itu telinga Nicky tertutup headset.
Seandainya dugaan-dugaan itu benar maka sebenarnya tragis tewasnya Nicky Hayden.
Seorang pembalap profesional sampai alpa soal keselamatan di jalan raya.
“Barangkali kasus yang mirip juga menimpa Norifumi Abe yang juga meninggal akibat kecelakaan jalan raya (2007), tidak antisipatif,” buka Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (23/5).
Sejurus kemudian, pria yang berkali-kali jadi Road Captain saat turing moge itu menyebutkan bahwa bisa diduga Nicky alpa dengan menurunkan ‘standar safety’ karena mengendarai sepeda.
“Dia bukan apes, sisi ‘behaviour-nya’ yang bilang kalau ia berada di tingkat kewaspadaan yang rendah karena mengendarai sepeda, ia lengah,” duga Jusri lagi.
Kasus Nicky Hayden, menurut pandangan Jusri sangat ‘human being’.
Maksudnya kesadaran akan kegiatan rutin sebagai pembalap motor profesional yang berisiko tinggi bisa diduga jadi menurun oleh karena mengendarai sepeda.
“Barangkali juga ia lupa kalau rute yang dipakainya bersepeda merupakan jalan umum, padahal rute-rute komuter itu lokasi paling berbahaya,” wanti Jusri lagi.
“Di jalan raya, seorang pemakai jalan, bisa terlibat kecelakaan, bisa juga menyebabakan kecelakaan, dan juga jadi korban kecelakaan,” jabarnya sembari mengingatkan bahwa ketiganya bisa saja terjadi sekaligus.
Dan jika memang benar Nicky juga memakai headset di telinga maka sebenarnya itu menambah besar potensi celaka bagi dirinya.
“Di jalan raya itu yang namanya mata, telinga, dan hidung harus ‘jernih’ untuk mendeteksi bahaya,” jelas pria yang telah tiga dekade menggeluti dunia safety riding serta safety driving itu.
Mata untuk pantau kondisi sekitar di jalan.
Telinga untuk mendengar berbagai tanda dari kendaraan serta pemakai jalan lain.
Hidung juga jadi pemantau, misalnya potensi kebakaran kendaraan dan sejenisnya.
“Satu saja tidak bekerja maksimal maka bahaya langsung menghadang,” saran Jusri serius.
Baca juga: Terungkap Penyebab Kecelakaan Nicky Hayden yang Merenggut Nyawanya
Editor | : | erie |
KOMENTAR