Jakarta - Ingat ketika Otomotifnet bilang, perubahan yang dibawa BMW Group dengan membuat Mini Cooper menjadi lebih besar dibanding versi aslinya kerap membuat para purists yang menyukai karakter Bristish classic dari Mini berteriak?
Mungkin hal tersebut akan lebih ditekankan lagi di Countryman ini.
Dengan gelar “MINI terbesar” hingga saat ini, DRL ring pertama dan ekstra tampilan ala SUV seperti skid plastik hitam, roof rail, profil ban tebal hingga opsi tampilan luar ALL4* dengan kelir black gloss pada bumper depan dan belakangnya membuat keseluruhannya lebih tangguh dan unik dibanding range MINI lainnya.
Kalau terima desainnya, boleh dibilang Countryman berkode F60 ini jadi MINI paling masuk akal untuk dibawa di Jakarta.
Mengapa?
Jawaban singkatnya, berkat jarak ke tanah lebih tinggi, paling nyaman dan tenaga yang bisa membuat pemiliknya selalu unjuk gigi di jalan.
Detailnya, cek terus hasil lengkap test drive Otomotifnet hingga selesai ya.
Data Spesifikasi MINI Countryman Cooper S (F60) | |
Mesin | BMW B48 4-silinder segaris dengan Double VANOS, Valvetronic dan Twin-Scroll Turbocharger |
Kapasitas Mesin | 1.998 cc |
Rasio Kompresi | 11 : 1 |
Layout Mesin | Mesin Depan Penggerak Roda Depan |
Tenaga Maksimum | 189 dk @ 5.000 rpm |
Torsi Maksimum | 280 Nm @ 1.250 rpm |
Transmisi | Otomatis ZF 8-percepatan |
Dimensi (p x l x t) | 4.299 mm x 1.822 mm x mm |
Wheelbase | 2.670 mm |
Radius Putar | 5,8 m |
Ground Clearance | 165 mm |
Sistem Kemudi | Electromechanical Power Steering dengan Servotronic |
Suspensi Depan | Single-Joint Spring Strut |
Suspensi Belakang | Multiple Control Arm |
Damper | Dynamic Damper Control (Sport/Mid & Green) |
Rem Depan/Belakang | Cakram Ventilasi / Cakram dengan ABS, EBD, ASC, DSC, DBC |
Ukuran Ban | Pirelli Cinturato P7 225/50 R18 |
Berat | - kg |
Kapasitas Tangki | 47 liter |
Harga | Rp 865 juta off the road (tanpa opsi *) |
Kenyaman & Handling
Langsung saja kami tekankan di awal.
Countryman generasi kedua ini adalah Mini Cooper ternyaman yang pernah kami coba.
Tak sia-sia BMW menekankan karakter crossover lebih kuat kali ini, karena hal-hal seperti ground clearance lebih tinggi, profil ban lebih besar dan wheelbase panjang benar membuat pengalaman keseluruhannya tak hanya lebih nyaman dibanding Countryman R60, tapi juga seluruh line up MINI sekarang.
Ini juga pertama kalinya kami tak perlu mengeluh di dalam sebuah MINI ketika melaju melewati jalan berkontur buruk, hingga melewati polisi tidur atau lubang sekaligus.
Ya, memang tak sampai plushy karena ban Pirelli Cinturarto P7 yang digunakan masih berjenis run flat. Namun berkat profil tebal 225/50-nya, rasa kasar khas brand Inggris ini jadi jauh tereduksi.
Namun untuk sebuah MINI, posisi duduk bahkan di paling rendah pun terasa cukup tinggi.
Cocok untuk profile crossover Countryman yang menuntut rasa lebih commanding.
Ini juga kabar baik di Indonesia mengingat banyaknya permukaan jalan tak rata, karena biasanya kami perlu berhati-hati agar tidak mentok di dalam MINI lainnya. Tidak dengan Countryman yang ground clearance-nya mencapai 165 mm.
Not an SUV yet, that's for sure. Meski paling tidak cukup untuk melewati berbagai jalan rusak dengan merasa aman.
Sementara setir terasa lebih berat dibanding mayoritas EPS, sayangnya tidak senatural varian lainnya yang lebih kecil.
Tetap saja bermanuver di kecepatan tinggi pada mode Sport dengan DCC membuat suspensi lebih rigid, membuat meliuk-liuk terasa di dalam mobil yang berukuran jauh lebih kompak.
Performa & Konsumsi
Seperti Clubman, Countryman juga menggunakan mesin BMW B48. Tentu karena Cooper S adalah varian lebih tinggi, performanya tak diragukan lagi.
Yang cukup membuat kami bingung adalah bagaimana dengan bodi lebih bongsornya, MINI crossover ini bisa sedikit lebih kencang dibanding Clubman.
Dengan launch control, angka 0-100 km/jam mencapai 7,7 detik alias lebih cepat 0,1 detik dibanding Clubman. Mungkin tidak signifikan, namun sangat baik mengingat dimensi besarnya.
Sedangkan dipakai sehari-hari, mode Sport yang dapat digunakan dengan memutar kenop di bawah tuas transmisi jadi favorit kami.
Geser gigi dari D ke S, putaran mesin terus terjaga di atas 2.000 rpm sehingga respon torsi besar 280 Nm-nya sangat mudah dicapai dan turbo lag makin minim.
Di jalan raya, kembaran X1 ini menjadi sangat cepat dan tenaganya cenderung tak habis-habis karena banyaknya rasio gigi yang disediakan untuk menjaga putaran mesin range optimal hingga 4.600 rpm.
Jangan lupa juga suara gurih khas Bavarian yang dihasilkannya, bertambah heboh dan menggiurkan (untuk mayoritas, paling tidak...) di mode ini dengan ASD (Active Sound Design).
Transmisi otomatis 8-percepatan seperti yang digunakan BMW tetap jadi salah satu pemindah gigi terbaik.
Meski bukan dual-clutch, menaikkan gigi terasa sangat cepat dan jarang-jarang kami menikmati penggunan paddle shift pada mobil torque converter. Sedangkan ketika downshift, anda akan dihibur dengan letupan ‘burp burp burp’ dari knalpot.
Sedangkan ketika memasuki kemacetan, cukup pindahkan ke mode Mid atau Green dan segalanya, dari respon perpindahan gigi, throttle hingga suara pun menjadi lebih lembut.
Bahkan semacet-macetnya rute Jakarta yang kami lewati, MID masih menunjukkan angka di atas 9 km/liter setelah sekitar 400-an km.
Data Tes Otomotifnet MINI Countryman Cooper S (F60) | |
Akselerasi (via Racelogic) | |
0-60 km/jam | 3,6 detik |
0-100 km/jam | 7,6 detik |
40-80 km/jam | 2,6 detik |
0-201 m | 10,2 detik |
0-402 m | 15,7 detik |
Konsumsi Bahan Bakar (via MID) | |
Dalam Kota | 9 km/liter |
Luar Kota | 14,7 km/liter |
Konstan 60 km/jam | 26,1 km/liter @ 1.300 rpm 7th |
Konstan 100 km/jam | 18,2 km/liter @ 1.750 rpm 8th |
Fitur
Highlight fitur yang belum ditemukan pada MINI lainnya atau bahkan BMW selain 7 Series anyar adalah sistem hiburan kabin yang baru.
Layar berukuran 8,8 inci pada varian Cooper S kini bisa dioperasikan via sentuhan dan terasa sangat responsif, namun kami tetap prefer mengontrolnya lewat kenop rotary plus touchpad yang sangat intuitif.
User interface-nya juga kini makin mudah dicerna ala iDrive 5.0 dan resolusinya pun makin tinggi, pun masih disediakan beberapa selipan khas MINI seperti Connected App dan Country Timer khusus Countryman.
Sementara sound system premium juga hadir masih tersedia 12 speaker Harman Kardon tersebar di kabin kompaknya.
Fitur lain mencakupi comfort akses sehingga masuk ke mobil tak perlu keluarkan kunci dari kantung, cruise control dan limiter, jok elektrik untuk di depan dengan leg extender, AC dual zone, dual sunroof, electronic parking brake, spion tengah electrochromatic, ambient lighting, proyektor logo MINI di spion driver hingga lampu full LED dan wiper otomatis jadi fitur standar.
Sementara head up display* dan picnic bench* yang bisa dilipat di bagasi jadi opsi tambahan.
Yang disayangkan, bahkan dengan harga off the road hampir Rp 900 juta ini masih belum ada kamera mundur dan sensor parkir depan, hanya 4 titik di belakang.
Akomodasi
Pakai MINI berarti harus korbankan ruang interior?
Tidak dengan yang Countryman generasi kedua ini.
Bertumbuhnya dimensi dari segala sisi, termasuk panjang naik 200 mm, lebar bertambah 30 mm dan wheelbase plus 75 mm menghilangkan kesan sempit sama sekali.
Hanya saja, bila Countryman Gen-1 terlihat seperti Cooper yang sedikit berlebih gizi, Gen-2 lebih terlihat seperti MINI yang mengalami obesitas.
Efek positifnya, jok belakang jadi yang terluas yang pernah disuguhkan MINI, apalagi sudut recline bisa diubah dan dapat digeser hingga 13 cm. Botol 1,5 liter pun dapat dengan mudah diselipkan pada cupholder yang tersedia di setiap door trim, pun laci di dasbor memiliki permukaan rata.
Editor | : | Fransiscus Rosano |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR