Bandung - Ketika All New Chevrolet Spark diperkenalkan dengan wujud baru yang lebih pendek mirip Aveo dan mesin terbesar di kelasnya, 1.400 cc yang juga menghasilkan tenaga terbesar 97 dk, sepintas Otomotifnet sangat penasaran untuk mengujinya langsung.
Untungnya, PT General Motors Indonesia segera menjawab pertanyaan dengan menggelar ajang untuk menjajal city car terbarunya tersebut di daerah Lembang hingga Tangkuban Parahu, Jawa Barat (17/5).
Di segmen berdarah dengan banyaknya kompetitor sekelas, adanya LCGC, hingga beberapa kontender 7-seater yang punya banderol di bawah harga Spark, mengapa tetap harus mempertimbangkan city car Amerika Serikat yang diimpor dari Korea Selatan ini?
Simak first drive review kami di bawah.
Data Spesifikasi All New Chevrolet Spark LTZ | |
Mesin | LV7 Ecotec 1.4L 4-silinder segaris dengan Multi Point Injection, DOHC dan VVT |
Kapasitas Mesin | 1.399 cc |
Rasio Kompresi | 10,5 : 1 |
Layout Mesin | Mesin Depan Penggerak Roda Depan |
Tenaga Maksimum | 97 dk @ 6.200 rpm |
Torsi Maksimum | 124 Nm @ 4.400 rpm |
Transmisi | CVT (Continously Variable Transmission) dengan Auxiliary Gear |
Dimensi (p x l x t) | 3.636 mm x 1.595 mm x 1.476 mm |
Wheelbase | 2.385 mm |
Radius Putar | 4,75 m |
Ground Clearance | 159 mm |
Sistem Kemudi | Electronic Power Steering (EPS) |
Suspensi Depan | McPherson Strut dengan Coil Springs |
Suspensi Belakang | Compound Crank dengan Coil Springs |
Damper | - |
Rem Depan/Belakang | Cakram / Teromol dengan ABS, EBD, ESC, HSA |
Ukuran Ban | Continental ContiEcoContact 165/65 R14 |
Berat Kosong/Kotor | 917 kg / 1.247 kg |
Kapasitas Tangki | 32 liter |
Harga | Rp 196 juta on the road Jabodetabek |
Desain
Sekilas dari depan, adik Aveo ini mengantungi banyak bekal untuk jadi populer di kelasnya. Selain signature design Chevy kekinian dengan dual port grille yang kini logonya di tengah dan lis krom, lampu depan juga sudah dibekali proyektor meski masih halogen.
Oh iya, sudah ada DRL LED juga yang terintegrasi di dalam headligts.
Sayangnya, begitu tengok baik sudut ¾ atau profilnya, pelek silver 14 inci seakan menjadi instant turn off karena terlalu kecil dan hampa.
Untungnya, pintu belakang tersembunyi ala Juke untuk membuat terlihat seperti 2-door sports dan lis jendela krom sedikit menolong.
Buntut juga terkesan terlampau simpel, lantaran absennya roof spoiler atau aksen diffuser apapun di belakang. Saran kami, pilih warna unik Splash Blue atau Mystic Violet agar terlihat kontras, karena kelir Pull Me Over Red akan membuat desain lampu belakang halogennya terlalu monoton.
Sedangkan di dalam, plastik mendominasi interior selayaknya mobil di bawah Rp 200 juta.
Hebatnya, brand AS ini menyematkan panel mewah seperti piano black di fascia tengah dan di ujung tuas transmisi, brushed silver di sekitar kontrol AC manual, hingga handel pintu krom.
Handling & Kenyamanan di Jalan Pegunungan
Meski memiliki posisi duduk yang cukup rendah dengan height adjuster, impresi awal kami kurang bagus lantaran bahan fabric di jok relatif keras, terutama pada headrest. Meski begitu, harus kami katakan konfigurasi kaki-kaki yang ditawarkan termasuk yang paling refined di kelasnya.
Terbantu juga oleh pelek 14 inci sehingga profil ban lumayan tebal, sehingga baik gundukan atau lubang tidak membuat bantingan terasa kasar.
Namun yang paling pasti, feel EPS pada pesaing Nissan March, Honda Brio RS dan Daihatsu Sirion ini terasa sangat, sangat menyenangkan.
Tak seperti mayoritas city car, bobot setir di kecepatan rendah tidak terasa terlalu ringan.
Putaran setirnya juga terasa cukup akurat dan boleh dikatakan lumayan natural, sehingga jalan menikung pegunungan di daerah Tangkuban Parahu terasa mudah untuk di-handle.
Lebih pede lagi, karena ESC membuat kami merasa sangat aman ketika jalan menurun curam dan ada tikungan di saat bersamaan, manuver Spark begitu predictable dan terasa sangat menyenangkan.
Bisa dikatakan, hal ini mengingatkan betapa menyenangkannya sebuah city car mungil untuk dikemudikan.
Yang juga membantu adalah HSA yang otomatis menahan rem selama dua detik ketika sedang berada di tanjakan. Bahkan setelah lewat itu, CVT juga tetap menahan laju sehingga mobil tidak gelinding ke belakang ketika pedal rem terus dilepas.
Performa
Bila ada yang penasaran, ya, dulu Spark memang menggunakan mesin 1.200 cc.
Namun setelah Aveo diskontinyu di Indonesia, kini dengan mesin Ecotec 1.399 cc-nya, tenaga yang disemburkan naik 15 dk dan untuk mobil mungil dengan bobot kosong di bawah 1 ton? Itu angka yang sangat banyak.
Respon awal termasuk agresif ketika menginjak throttle secara halus, bahkan dengan transmisi tanpa rasio giginya.
Kami tak heran mengapa pihak GMI tak ragu memilih rute tanjak-menanjak dalam sesi test drive kali ini, lantaran mesin yang biasa dipakai di kelas seperti Suzuki Swift, Ford Fiesta, Hyundai i20 dan Kia Rio ini digunakan di dimensi yang jauh lebih kecil.
Tentu efeknya Spark sama sekali tidak terasa underpower, setiap tanjakan hingga yang curam sekalipun dapat dilewati tanpa masalah sama sekali, meski memang tenaganya juga tidak terasa masif.
Aux gear pada CVT-nya bahkan memberi rasa perpindahan gigi ala transmisi torque conveter, dengan menurunkan putaran mesin setelah menyentuh hampir 3.000 rpm atau menaikkan drastis ala downshift bila menginjak pedal gas lebih dalam.
Hanya saja, karakter sabuk baja paling khas yang akan membuat mesin berteriak kencang saat di-kickdown tetap hadir.
Seperti biasa, keterbatasan lokasi pengujian membuat kami tidak bisa mengetahui performa lengkapnya. Untuk itu, tunggu artikel test drive-nya ya.
Fitur
Hingga kini, Spark jadi satu-satunya mobil di bawah Rp 300 juta yang sudah mengusung head unit dengan Apple CarPlay dan Android Auto, dijamin akan jadi fitur paling atraktif untuk smartphone lovers.
Yang satu-satunya lagi, adalah tombol voice command di setir, meski hanya bisa berfungsi setelah terkoneksi untuk menghubungkan Siri atau Google Assistant.
Membuat kami takjub adalah bagaimana head unit MyLink 7 inci dapat mengatur berbagai sistem mobil via layar sentuhnya itu. Mau nyalakan wiper belakang ketika masuk gigi mundur saat wiper depan aktif?
Bisa.
Pilih pintu driver atau semua pintu yang terkunci saat tekan tombol lock dari remote? Bisa.
Mau ubah berapa lama lampu tetap menyala setelah keluar dari mobil? Ada 4 pilihan berbeda!
Kemudian, masih ada passeger seat belt indicator yang terletak di overhead console dan bunyi indikator jika penumpang depan tidak mengenakan sabuk pengaman.
Electronic Stability Control dan Hill Start Assist juga berarti hanya Spark dan Iriz yang memiliki fitur keselamatan canggih ini, menambahkan fungsionalitas ABS dan EBD yang diusungnya.
Sedangkan jadi poin plus, adalah lampu depan dengan proyektor meski masih halogen, DRL LED, defogger, wiper belakang, heater dengan pengontrol ventilasi AC ke bagian bawah mobil, hingga MID yang cukup lengkap termasuk umur penggantian oli.
Tentu tak semua sempurna.
Dibanding Mirage dan Ignis, Spark tidak kedapatan passive keyless entry dan tombol start/stop engine, alih-alih masih menggunakan flip key.
Tak ada sensor parkir sama sekali di belakang, spion juga masih harus dilipat manual dan tak ada sen di cover-nya atau di fender.
Namun dengan setiap fitur di atas, mesin 1.4L dan harga masih di bawah Rp 200 juta, apa sih yang anda ekspektasikan?
Editor | : | Fransiscus Rosano |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR