Untungnya, pintu belakang tersembunyi ala Juke untuk membuat terlihat seperti 2-door sports dan lis jendela krom sedikit menolong.
Buntut juga terkesan terlampau simpel, lantaran absennya roof spoiler atau aksen diffuser apapun di belakang. Saran kami, pilih warna unik Splash Blue atau Mystic Violet agar terlihat kontras, karena kelir Pull Me Over Red akan membuat desain lampu belakang halogennya terlalu monoton.
Sedangkan di dalam, plastik mendominasi interior selayaknya mobil di bawah Rp 200 juta.
Hebatnya, brand AS ini menyematkan panel mewah seperti piano black di fascia tengah dan di ujung tuas transmisi, brushed silver di sekitar kontrol AC manual, hingga handel pintu krom.
Handling & Kenyamanan di Jalan Pegunungan
Meski memiliki posisi duduk yang cukup rendah dengan height adjuster, impresi awal kami kurang bagus lantaran bahan fabric di jok relatif keras, terutama pada headrest. Meski begitu, harus kami katakan konfigurasi kaki-kaki yang ditawarkan termasuk yang paling refined di kelasnya.
Terbantu juga oleh pelek 14 inci sehingga profil ban lumayan tebal, sehingga baik gundukan atau lubang tidak membuat bantingan terasa kasar.
Namun yang paling pasti, feel EPS pada pesaing Nissan March, Honda Brio RS dan Daihatsu Sirion ini terasa sangat, sangat menyenangkan.
Tak seperti mayoritas city car, bobot setir di kecepatan rendah tidak terasa terlalu ringan.
Putaran setirnya juga terasa cukup akurat dan boleh dikatakan lumayan natural, sehingga jalan menikung pegunungan di daerah Tangkuban Parahu terasa mudah untuk di-handle.
Lebih pede lagi, karena ESC membuat kami merasa sangat aman ketika jalan menurun curam dan ada tikungan di saat bersamaan, manuver Spark begitu predictable dan terasa sangat menyenangkan.
Editor | : | Fransiscus Rosano |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR