Bahkan, bagasinya seolah terlihat seperti sebuah lemari yang berisikan kotak P3K, segitiga pengaman, dan perkakas. Sama seperti CR-V, ban serep X-Trail juga terletak di bawah bagasi kabin.
Satu lagi senjata ampuh Nissan X-Trail generasi kedua untuk melawan Honda CR-V adalah konsumsi BBM-nya.
Perlu diketahui bahwa Honda CR-V generasi ketiga yang bermesin 2.400 cc memiliki catatan konsumsi BBM yang hanya berkisar di angka 1:8 km/liter.
Dengan kapasitas mesin yang 100 cc lebih besar, Nissan X-Trail justru malah lebih irit dari CR-V. Konsumsi BBM X-Trail berada di kisaran 1:9 km/liter.
Hal itu tak lepas dari peran transmisi CVT yang dikenal mampu membuat kinerja mesin jadi lebih halus dan efektif sehingga konsumsi BBM juga jadi lebih efisien.
Jangan lupakan juga bahwa Nissan X-Trail mempunyai bobot setir yang sangat ringan. Dengan demikian, tentunya X-Trail bisa jadi mobil yang cocok untuk dipakai harian karena bobot setir yang ringan dapat memudahkan pengemudi untuk meliuk-liuk di kepadatan lalu lintas.
Poin negatif dari bobot setir yang ringan adalah, feel berkendara terasa hampa dan handling tidak terasa natural. Pada parameter ini, Honda CR-V unggul dari Nissan X-Trail.
Jika Nissan X-Trail memiliki sederet kelebihan yang tidak dimiliki Honda CR-V, lantas mengapa banyak orang yang lebih memilih CR-V ketimbang X-Trail?
Karena Honda CR-V memiliki kabin yang lega, handling yang akurat dan presisi layaknya sedan dan menyandang merek Honda yang menjamin bahwa mobil ini punya gengsi dan minim depresiasi. (otomotifnet.com/Nugie)
Editor | : |
KOMENTAR