Malangen – Adventure Roads 2017 dari Oslo menuju Nordkapp, Norwegia menggunakan Honda CRF1000L Africa Twin yang diikuti langsung oleh OTOMOTIF berlanjut, dan Sabtu (2/7) ini sudah memasuki etape keenam dari Lofoten menuju Malangen. Bukan Malang, Jawa Timur ya, ini Norway!
Berdasarkan tripmeter Africa Twin yang dipakai OTOMOTIF, etape keenam ini melahap rute 471,8 km dalam waktu sekitar 10,5 jam dari jam 08.00 sampai 18.30. Sehingga selama 6 hari perjalanan total jarak yang sudah ditempuh mencapai 2.407,4 km.
Sebelum membahas apa yang dilalui di etape keenam ini, hal menarik justru didapati seusai finish tadi malam di Camp Lofoten, yang mana bermalam di Hov Camping. Ini merupakan sebuah area berkemah dengan lokasi langsung menghadap pantai arah barat.
Di Lofoten ini ternyata jadi salah satu titik untuk menyaksikan matahari yang tak pernah tenggelam. Sebagai catatan, di Norwegia ketika musim panas malam hari pun hanya redup, tidak benar-benar gelap.
( BACA JUGA : Seharian Turing Cuma 266,5 km Tapi Naik Feri 5 Kali dan Disuguhi Gletser, Inilah Keseruan Etape Keempat Honda Adventure Roads 2017 )
Nah di Lofoten pada pukul 1 dini hari tampak jelas matahari hanya turun mendekati permukaan laut seakan akan tenggelam, tapi kemudian naik lagi dan terus akhirnya semakin tinggi. Jadi di Lofoten ini sunset dan sunrise jadi satu. Makanya biar bisa tidur disarankan pakai penutup mata. Pengalaman baru nih! Seru!
Nah kita lanjut kembali ke perjalanan hari ini. Dari tempat berkemah langsung disambut suasana khas Lofoten, dataran rendah yang luas diselingi dengan beberapa danau dan sungai.
Selanjutnya menuju Malangen jalurnya sangat beragam, paling menarik tentu saat naik turun gunung dengan kondisi jalan berkelok. Asyiknya lagi di kanan kiri jalan masih bertebaran salju yang sedang mencair!
Banyak pula jalur menyusuri pinggiran danau dan laut. Plus tentu saja banyak terowongan dan jembatan panjang. Banyaknya jembatan panjang tentu dipengaruhi oleh kondisi alam Norwegia yang banyak dihiasi perairan dan pulau-pulau kecil.
Begitu juga dengan terowongan, mayoritas alamnya dipenuhi dengan pegunungan batu, sehingga untuk memudahkan akses dibikinlah terowongan.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR