Sentul - Pada seri pertama Kejurnas Supermoto yang digelar di sirkuit karting Sentul, Bogor, Jawa Barat (22/7) ada intrik kecil di lintasan.
Salah satunya adalah masalah regulasi ukuran diameter disc brake (rem cakram) depan.
Ikatan Motor Indonesia (IMI) selaku pembuat regulasi menerapkan ukuran 280 mm.
"Ukuran tersebut dinilai aman karena lebih besar."
"Kami sudah riset sebelum menerapkan ini ke lintasan balap," kata Endiyantmo Widago, selaku Event Director dari EW792 Sports yang didaulat sebagai promotor nasional (pronas) Kejurnas Supermoto.
Hal ini berimbas pada turunnya minat peserta untuk ikut serta, khususnya dari tim yang berasal dari komunitas.
Motor yang digunakan tim komunitas, biasanya masih menggunakan disc brake (rem cakram) berdiameter ukuran 260 mm.
Bertambahnya biaya untuk mengganti disc brake memang membuat ongkos balapan bertambah dan enggan untuk ikut berkompetisi.
"Kalau saya dikasih izin asalkan menggunakan kampas rem yang baru dan saat balapan wajib menggunakan yang sudah berukuran 280 mm," kata Faldi Bahari (Badak Kulon Supermoto) yang saat sesi latihan masih menggunakan disc brake yang berukuran 260 mm.
Faldi sadar akan hal ini sebab rem sangat berpengaruh pada faktor keamanan setiap pembalap.
Namun berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ivan Harry (Product Genta Autosport Mariachi) yang juga menjadi crosser nasional.
"Sebaiknya pada seri pertama di tahun pertama tidak usah terlalu ketat agar memancing animo persaingan."
"Jadi pesertanya sudah lebih ramai dan seiring berjalannya Kejurnas Supermoto, baru lah regulasinya makin diperketat," kata Ivan yang berlomba di kelas Supermoto 250 cc Pro.
Endiyanto pun akan mengevaluasi setiap regulasi setelah satu seri berjalan.
Salah satunya adalah penyeragaman ban yang mungkin akan salah satu yang menjadi usulan perubahan di musim depan. (otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR