Otomotifnet.com - Dalam acara Jakarta Custom Culture beberapa waktu lalu, Volkswagen Type 3 ini terpilih menjadi favorit dengan likes terbanyak di instagram resmi OTOMOTIF, @otomotifweekly.
Padahal banyak mobil-mobil lain yang diupload tim sosial media kami saat acara itu.
Tapi lantaran gaya modifikasi yang unik untuk sebuah VW ini, bikin banyak orang acungkan jempolnya.
Adalah Ade Sakral, pemilik Sakral Auto Works Bekasi yang mencoba mewujudkan konsep Fashion Fun Drug ke dalam VW ‘Camat’ milik Antony ini.
Maaf maksud kami, pemiliknya bukan pejabat kantor kecamatan, memang VW Safari di Indonesia punya panggilan akrab dengan sebutan VW Camat, hihihi...
Apa saja yang bikin modifikasinya ini unik? Baca saja satu persatu tulisan di bawah ini.
Eksterior
Lantaran sudah termasuk kategori retro, mobil kelahiran 1976 ini tetap terlihat kekinian, alias melakukan modifikasi ‘zaman now’.
Secara tampilan, kelir ungu dark violet sudah menandakan konsep yang tidak biasa untuk sebuah Safari.
Atap kanvasnya dibentuk ulang agar terlihat lebih modis.
Begitupun dengan batok lampu yang jeroannya diganti dengan model proyektor dan angel eyes warna ungu yang senada dengan kelir bodi.
Bisa Nungging
Jangan salah, VW Safari ini ‘bokong’-nya bisa nungging.
Maksudnya, pada bagian buritan dibikin mekanisme buka bodi belakang. “Awalnya, lebih buat mekanisme buka tutup kompartemen mesin sih,” kekeh Ade.
Namun ditambahkan motor penggerak hidrolik serta sok teleskopik yang ditambahkan sensor, sehingga buka tutupnya bisa menggunakan remote control.
Hmm, apa mungkin ini Safari pertama di Indonesia yang buka kap mesin model seperti ini?
Interior
Kabin yang terekspos dari bagian luar, sebenarnya tak banyak ubahan. Kesan simpel dan bersih memang sengaja ditonjolkan.
Sepasang jok balap Sparco berbalut kain merah jadi pilihan pas untuk mencuri perhatian.
Roll bar custom ikut diwarnai ungu kebiruan, juga berfungsi menjadi tiang atap kanvasnya.
Kaki-kaki
VW Safari ini jadi makin gaul lantaran Ade membenamkan pelek ukuran 20 inci ke bagian kaki-kaki Safari ini.
Ternyata tak mudah membenamkan pelek 20 inci ke dalam bodi asli.
Karena sang empunya tak ingin mengubah bentuk bodi asli, bagian kaki-kaki yang dipotong-potong, dengan proses narrow beam alias shortening.
Sayap kiri-kanan dipotong masing-masing 17 cm.
Bodi bagian dalam juga alami coak. Ketinggian kaki-kaki bisa disetel lewat suspensi adjustable.
| Editor | : | Anugrah Pradana S G |
| Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR