Otomotifnet.com - Perjalanan kejuaraan drifting di Indonesia cukup sering mengalami pasang surut.
Ketika awal-awal drifting masuk Indonesia, antusias peserta sangat tinggi.
Bahkan tak jarang para penggemarnya menonton langsung ke gelaran Formula Drift yang digelar di Thailand, Malaysia dan juga Singapura.
OTOMOTIFNET sendiri beberapa turut meliput gelaran ke tiga negara tersebut.
Berkembang dengan cepat di Indonesia, sampai akhirnya Formula Drift juga 'berkunjung' ke Indonesia.
Beberapa tahun setelah ingar-bingar tersebut, drifting mulai meredup.
Sampai pada sekitar tiga tahun belakangan ini drifting mulai bangkit.
Kejuaraan nasional sudah mulai digelar dengan juri-juri penilai yang kompeten.
Memasuki 2018 ini, komisi drifting di IMI membuat suatu aturan baru.
"Maksudnya tentu supaya drifting kembali bergairah dan pemain baru bermunculan. Impiannya, nanti yang masuk kategori Pro akan semakin banyak," ucap Adwitya Amandio, salah satu drifter Indonesia yang juga anggota komisi drifting.
Aturan baru tersebut yakni menyiapkan satu kelas tambahan dengan spesifikasi yang cocok untuk pemula.
Namanya masih digodok, antara 2000 MAX atau MAX 2000.
Melihat namanya, maka mudah ditebak, yakni kelas dengan mesin berkapasitas maksimal 2000 cc.
Bukan itu saja, di kelas ini juga tidak diperkenankan menggunakan turbo serta internal mesin standar.
Batasan lainnya adalah, "Ukuran ban maksimal 15 inci.
Kuncian ini untuk pemula juga," tambah Dio, panggilan akrabnya.
Dengan berbagai pembatasan tersebut, peserta akan lebih mudah menyiapkan mobil sehingga tumbuh pemain baru.
Saat ini, Dio sendiri sedang menyiapkan mobil untuk dijadikan contoh, dengan menggunakan Nissan Cefiro.
Ketentuan ini mendapat respon positif dari komunitas.
"Tentu setuju dengan aturan ini. Jadi kelas baru dan tantangan baru, apalagi untuk yang baru. Mudah-mudahan bisa berhasil, " ungkap Iksan Utama, salah satu drifter.
Kita tunggu realisasi dari pembukaan kelas ini.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR