"Saat putaran mesin tinggi alternator akan bekerja menyalurkan energi listrik, tapi jika putaran mesin rendah pasokan kelistrikan akan diambil dari aki," lanjut Usman Adie.
Apalagi arus searah (DC) memiliki sifat dasar berupa ketidakseimbangan muatan listrik saat melewati kabel yang panjang.
Nah, volt stabilizer ini yang menjadi penyeimbang penyaluran tenaga listrik dari aki dan alternator ke komponen-komponen yang membutuhkan kelistrikan pada mobil.
(BACA JUGA: Lihat Di Atas Roda Depannya, Suzuki Carry Ini Punya Bagian Setara Mobil Konsep BMW 100 Tahun)
Penstabil arus listrik ini mampu menyimpan dan mengeluarkan listrik secara spontan, membuat lonjakan beban listrik dapat dipenuhi.
Ia juga mampu membuat muatan-muatan yang tidak seimbang ini dikumpulkan sehingga listrik yang dihasilkan menjadi lebih seimbang.
"Jika biasanya tegangan yang dihasilkan mulai dari 11-15 volt, maka saat menggunakan volt stabilizer tegangan yang dihasilkan akan berada pada 13,5-14 volt," terang Usman Adie.
Namun, menurut Usman Adie, penggunaan volt stabilizer ini sebenarnya akan lebih efektif jika digunakan di mobil yang usianya lebih dari 10 tahun.
(BACA JUGA: Besok Yamaha Lexi Umumkan Harga, Kalau Versi Turingnya Kayak Begini, Berapa Banderolnya Kira-kira?)
Pada mobil yang sudah tua ini kualitas sistem kelistrikannya sudah mulai berkurang sehingga tidak berfungsi maksimal.
Contohnya, mobil yang sudah uzur umumnya hambatan listrik di kabel telah meningkat.
"Fungsi yang dihasilkan alternator tersebut sebenarnya merupakan fungsi normal pada mobil baru, berbeda dengan mobil lama yang kualitas sistem kelistrikannya mulai berkurang sehingga tidak berfungsi maksimal," tutup Usman Adie.
Editor | : | Taufan Rizaldy Putra |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR