Otomotifnet.com - Presiden Joko Widodo mendapatkan banyak laporan praktik pungutan liar (pungli) dari para sopir truk di berbagai daerah, saat mengundang ke Istana Negara, Selasa (8/5/2018).
Saat sambutan awal, Presiden Joko Widodo menjelaskan selama 3,5 tahun pemerintah fokus terhadap perbaikan infrastruktur, baik jalan, pelabuhan hingga bandara.
Langkah tersebut dilakukan guna menekan biaya transportasi.
(BACA JUGA: Tragis! Motor Tabrak Rumah, Tembok Bolong, Pengendara Dan Penumpang Tewas)
"Kenapa infrastruktur perlu di negara kita?
"Kita harap kalau biaya transportasi turun, logistik turun, harga barang turun, karena kita ini sekarang bersaing dengan negara lain."
"Kalau tidak lebih cepat, murah, efisien, barang kita akan kalah ditinggal negara-negara lain," tutur Presiden Joko Widodo.
Setelah menjelaskan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah, Jokowi kemudian bertanya terkait masih adanya pungli di jalan kepada sopir truk.
"Kemudian urusan di jalan. Jalan kita masih banyak pungli enggak sih?," tanya Presiden Joko Widodo.
(BACA JUGA: Hancur Berkeping, Isuzu Panther Tak Berbentuk Dihajar Kereta, Nyaris Sulit Dikenali)
"Masih," jawab para sopir.
"Oh masih? Masih banyak? Atau tambah banyak?," Presiden Joko Widodo bertanya lagi.
"Banyak," jawab para sopir.
"Oke, ini di jalan di mana itu? Lintas Sumatera, punglinya preman, jalan mana lagi? Di Marunda? Cakung-Cilincing, Cikampek-Cirebon, terus mana lagi? Lampung mana?" tutur Jokowi sembari mendengar jawaban para sopir.
"Lintas Sumatera, Aceh, sampai Medan. Dari perbatasan Aceh, Binjai, sampai Medan. Medan sampai Pekanbaru, batasnya Bengkalis. Dimulai lagi dari jalur Pelalawan Riau, mulai lagi perbatasan Jambi dan Palembang," beber sopir truk kepada Presiden Joko Widodo.
"Masuk Sumsel yang namanya Bedeng Seng, rajanya cap-capan. Lewat rumah makan di situ kalau kita lewat saja, kita enggak ngapa-ngapain, kita lewat warung wajib bayar, kalau enggak bayar kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher, kalau tidak ban kita disobek, itu siang bolong," ungkap salah satu sopir.
(BACA JUGA: Ngeri... Ada Jurang Di Pinggir Sirkuit, Pembalap Bablas Bisa Berakhir Di Lembah)
"Diminta berapa sih itu?," kembali Presiden Joko Widodo bertanya.
"Bervariasi, yang diingat dia (preman) saja. Kalau Rp 200 ribu ya Rp 200 ribu, kalau Rp 2 juta, ya Rp 2 juta," jelas sopir.
"Loh, kok gede banget?," balas Presiden Joko Widodo.
"Mobil yang pakai merek, bayar Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu, satu kali lewat," terang sopir truk yang lain.
"Stempel itu apa (mereknya)?," tanya Jokowi.
"Di Sumatera merek itu RPAD, ke Medan PJSJ, ADS, AR, Sinar Toba, Sampangkau," beber sopir truk.
"Intinya pengemudi pengin rasa nyaman, pengin anak bisa sekolah, pengin aman," sambung sopir truk tersebut.
(BACA JUGA: Setuju Enggak, Honda Mobilio Segede Wuling Cortez?)
Atas semua keluh kesah para sopir truk, Presiden Joko Widodo berjanji menindaklanjutinya.
"Nanti yang berkaitan pungutan-pungutan akan langsung saya tindaklanjuti, sehingga saudara-saudara semuanya bisa lancar di jalan, aman di jalan."
"Saya sudah dengar semuanya. Oke, ini sudah didengar langsung oleh Pak Wakapolri, akan langsung dioperasi," papar Presiden Joko Widodo.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Diundang Jokowi ke Istana, Sopir Truk Curhat Pernah Dipalak Preman Hingga Rp 2 Juta"
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR