"Perlu dilakukan analisis dan investigasi penyebab kecelakaan. Dari hasil itu bisa diketahui penyebabnya. Jika masalah teknis kendaraan, jangan menyalahkan sopir melulu," kata Anton, Selasa (22/5/2018).
(BACA JUGA: Pembalap Moto3 Ini Lolos Dari Insiden Tabrakan, Eh... Bagian Vitalnya Jadi Korban)
Menurutnya, jika ada kegagalan teknis atau sistem, seringkali sopir menjadi kambing hitam tersangka kecelakaan.
Padahal, kata dia, sopir hanya melaksanakan perintah sang juragan.
"Jadi yang harus memeriksa kelengkapan dan kesehatan kendaraan ya sang juragan melalui tenaga teknisi atau pengecek kendaraan sebelum beroperasi," jelasnya.
Teknisi tersebutlah yang bersalah dan bertanggung jawab jika ada kecelakaan yang diakibatkan teknis kendaraan, semisal rem tidak berfungsi dengan baik atau semacamnya.
Ia menjelaskan, rem tidak berfungsi dengan baik itu bisa disebabkan beberapa faktor, pertama, karena kegagalan sistem mekanis dalam rem tersebut.
(BACA JUGA: Mantap! Duel Jazz Vs Yaris 402 Meter, Hasilnya Beda Sekebon!)
Kedua, karena minyak rem sudah kering atau selang minyak rem bocor.
Selain itu juga karena akibat beban berlebih atau overload.
Ditambah kondisi jalan menurun, sehingga kemampuan rem tidak akan bisa maksimal dan menjadi panas dan blong.
"Apabila kendaraan dilakukan perawatan berkala, pasti kecelakaan karena teknis kendaraan tidak akan terjadi," Anton menambahkan.
Ia menegaskan, jika keselamatan kendaraan terutama truk akan bisa terwujud jika semua pihak peduli, baik pengendara atau sopir, pengusaha, serta pemerintah.
"Saat ini jarang perusahaan jasa truk atau bus di Indonesia yang menyediakan tenaga teknisi untuk mengecek kendaraan," imbuhnya.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Tribun Jateng |
KOMENTAR