Sementara itu, Manajer Administrasi PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), Fatahillah mengatakan, secara teknis tanjakan Kali Kenteng sebenarnya sudah dikaji secara teknis dan dinyatakan layak.
Banyaknya mobil yang melorot sehingga perlu bantuan petugas untuk mengganjal atau mendorongnya lebih karena faktor keterampilan pengemudinya.
Selain itu, biasanya mobil tersebut sarat muatan sehingga kesulitan saat menanjak.
(BACA JUGA: Pengin Test Drive All New Ertiga? Bisa Banget Dan Begini Caranya)
"Kemarin saya lihat itu rata-rata kesalahan di teknik mengemudi. Misalnya matik, harusnya dia kan sudah main di D dua dan l, terus kalau yang manual itu pakai gigi dua, telat oper. Karena ketinggiannya cuma 10-20 persen, kalau diderajatin itu sekitar dua puluh derajat," kata Fatahillah.
Mobil baru bukan jaminan kuat melewati tanjakan Jembatan Kenteng ini.
Kuncinya adalah mengikuti instruksi petugas untuk gas pol dan menambah kecepatan dari bawah.
(BACA JUGA: Rossi Juga Manusia, Tercatat Pembalap MotoGP Paling Veteran, Ternyata Nggak Kebal Cemoohan)
Selain itu, pengemudi juga diimbau untuk menjaga jarak saat melewati tanjakan Kali Kenteng.
Kasat Lantas Polres Semarang AKP Shandi Wiedyanoe mengatakan, tanjakan di ruas darurat Jembatan Kenteng ini tidak sampai 10 persen dari rataan jalan.
Artinya tanjakannya hanya 20-25 persen.
"Mobil jenis sedan tetap bisa menanjak dengan syarat menggunakan persneling gigi satu,” tuntasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Hoaks, Kakorlantas Polri Taklukkan Tanjakan Kali Kenteng dengan Sepeda Lipat"
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR