Otomotifnet.com - Keberhasilan Jorge Lorenzo meraih kemenangan di dua putara MotoGP sekaligus secara beruntun, MotoGP Mugello dan Catalunya, bukanlah hasil yang diperoleh dalam waktu semalam.
Ternyata proses yang dilakukan Jorge Lorenzo cukup panjang sejak musim lalu.
Bahkan, musim lalu tidak satu pun kemenangan yang diperolah Jorge Lorenzo.
Performa Jorge Lorenzo di atas Ducati musim lalu adalah 3 kali podium (2 podium kedua dan 1 podium 3).
(BACA JUGA: Terbongkar... Ini Ubahan Senjatanya Rossi, Siap Jadi Motor Juara)
Kiprah Jorge Lorenzo di musim kedua bersama Ducati di lima putaran awal terbilang lebih parah dari musim sebelumnya.
Sampai putaran 6 MotoGP di sirkuit Le Mans (Prancis), Lorenzo belum berhasil podium.
Beda dengan musim 2017 di mana saat MotoGP putaran ke-4 di sirkuit Jerez berhasil podium ketiga.
Bila diperhatikan seksama, ternyata ada beberapa faktor yang menjadi faktor Jorge Lorenzo meraih kemenangan bersama Ducati di MotoGP Italia dan Catalunya lalu.
(BACA JUGA: Pria Ini Anggap Bobber Bikinan Pabrik Terlalu Manis, Lihat Hasilnya)
1. Protes Desain Jok
Masih ingat di putaran pertama MotoGP di sirkuit Qatar yang berlangsung di waktu malam.
Jorge Lorenzo sempat tidak nyaman dengan motor Desmosedici GP18.
Sejak sesi latihan hingga kualifikasi, Lorenzo protes akan desain sadel yang dirasa nggak nyaman.
Sampai kemudian dilakukan modifikasi, namun saat raceday Lorenzo gagal menyelesaikan Lomba.
(BACA JUGA: Wow... Motor Matik Nex II Tambah Keren Nih, Pakai Livery Tim Suzuki MotoGP)
2. Komplain Soal Aerofairing
Tim Ducati pabrikan memberlakukan kebijakan di tiga putaran awal MotoGP tahun ini kedua motor balapnya tidak mengaplikasi fairing.
Namun, Jorge Lorenzo komplain soal paket aerofairing itu dan di putaran ketiga di MotoGP Amerika Serikat diputuskan untuk menggunakannya.
Sejak saat itu, Jorge Lorenzo tak pernah menanggalkan aerofairing di sepeda motornya, sebagaimana saat jadi juara di MotoGP Italia dan Catalunya.
(BACA JUGA: Temuan Menarik, Sopir Angkutan Lebaran Banyak Yang Darah Tinggi, Dikasih Penurun Tensi)
3. Keluhan Soal Desain Tangki Bensin
Lagi-lagi Jorge Lorenzo mengeluh soal desain tangki bensin yang dirasa membuat gaya balapnya berubah dan menguras stamina.
Permintaan, juara dunia MotoGP 3 kali tersebut (2010, 2012 dan 2015) itu pun langsung direspons pihak kru tim Ducati.
Ternyata, terbukti ketika desain tangki bensinnya diubah gaya balap Jorge Lorenzo yang identik dengan 'Smoothe Like Butter, Rhytmic Like A Hammer'
(BACA JUGA: Ngeri, Ducati Bangkit Di MotoGP, Marquez Sampai Ungkapkan Ini)
Hingga akhirnya berhasil jadi juara di MotoGP Italia (3/6/2018).
Gaya balap serupa kembali diperagakan Jorge Lorenzo di MotoGP Catalunya (17/6/2018) dan jadi pemenang.
Singkatnya ubahan sadel atau jok, lalu aeropackage serta tangki bensin tiga unsur yang melabungkan penampilan Jorge Lorenzo di MotoGP musim ini.
Bagaimana menurut kalian, setuju nggak nih?
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | Motogp.com |
KOMENTAR