Otomotifnet.com - Sempat heboh di media sosial terkait Manajemen Sirkuit Sentul membatasi latihan motor sport di Sentul International Karting and Motorcycle Circuit atau yang biasa dikenal dengan Sentul Kecil.
Motor yang dilarang masuk Sentuk kecil adalah adalah motor sport (150 cc, 250 cc dan 600 cc), motor trail dengan ban pacul, juga untuk mobil.
Masuk akal bila motor trail dengan ban pacul atau mobil yang dilarang.
Pasalnya, kedua kendaraan ini memang sangat tidak memadai menggunakan sirkuit Sentul kecil.
Kontroversi datang dari pelaku yang sering latihan menggunakan motor sport dengan silinder yang disebutkan sebelumnya.
(BACA JUGA: Incar Motor Sport 150 cc Seken, V-ixion Lightning Jadi Favorit Mulai Rp 12 Jutaan)
"Kami membatasi jumlah latihan dengan motor sport karena banyak dari mereka yang latihan motor sport tidak dengan perlengkapan keamanan yang semestinya dan gaya balap yang terbilang ugal-ugalan," ujar Lola Moenek, General Manager Sirkuit Sentul.
Lola pun menyarankan kalau motor sport itu lebih baik berlatih di Sentul International Circuit atau Sentul Besar.
Dengan alasan lebih aman dan juga membuat pembalap lebih andal di Sentul besar yang lebih sering menggelar balap motor sport.
Kategori motor yang dilarang di Sentul kecil adalah Supersport 600 cc.
Akan tetapi, untuk motor sport 150 cc dan 250 cc masih bisa dinegosiasi.
(BACA JUGA: Bagian Luar Bisa Menipu, Waspada Beli Blok Silinder Bekas)
Dengan syarat, aspek keselamatannya bisa dipertanggungjawabkan.
"Misalnya ada pembalap profesional yang ingin berlatih kelincahan dan ketahanan dan butuh di Sentul Kecil untuk persiapan balap Asia misalnya. Dia tinggal izin ke saya nanti saya bikinin surat, untuk dia dapat izin berlatih di Sentul Kecil. Simple kok," jelas Lola Moenek.
(BACA JUGA: Honda Vario 150 Tembus 140 Km/Jam, Utak-Atik CVT Modal Gak Sampai Rp 600 Ribuan)
"Untuk sekolah balap seperti milik M. Fadli (43 Racing School) misalnya kan ada latihan motor sport. Fadli tinggal bikin surat izin dan langsung saya kasih. Saya yakin kok Fadhli bisa bertanggung jawab karena dia pembalap professional dan berprestasi juga," imbuhnya.
Untuk media test ride, juga masih diizinkan dengan prosedur yang sama.
Asalkan selama melakukan tes menggunakan wearpack one piece dan helm full face dengan tali pengaman yang rapat.
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR