Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Suzuki Swift Sering Diajak Kompromi di Kemacetan, Wajib Cek Komponen Ini

Ignatius Ferdian - Jumat, 7 Desember 2018 | 20:30 WIB
Ilustrasi. Suzuki Swift dibekali keunggulan yang terletak pada kelengkapan  sistem ABS + EBD pada si
Dok Otomotif
Ilustrasi. Suzuki Swift dibekali keunggulan yang terletak pada kelengkapan sistem ABS + EBD pada si

Otomotifnet.com - Suzuki Swift cocok untuk wara-wiri diperkotaan.

Apalagi jika Anda lebih memilih transmisi otomatis 4-percepatan, tentu berkendara akan lebih nyaman.

Hanya saja, yang patut diperhatikan adalah ketika mobil tersebut sering digunakan pada kondisi 'stop and go' perkotaan.

Yang pertama perlu diperhatikan oleh pemilik Swift matik adalah perawatan transmisinya.

(BACA JUGA: Bukan Mempersulit, Lika-Liku Di Tuas Transmisi Ada Maksudnya)

Merujuk perawatan berkala rekomendasi pabrikan, batasan tempuh untuk penggantian oli transmisi mencapai 100 ribu km.

“Lebih cepat diganti bisa lebih awet,” saran Sarmilih, service manager Suzuki Pondok Indah, Jaksel, seraya menyebut batasan anjuran di kisaran 40 ribu km hingga 50 ribu km.

Mengingat kinerja transmisi matik yang kerap ‘disiksa’ dalam kondisi kemacetan terus menerus di wilayah perkotaan seperti Jakarta misalnya.

Sarmilih menjelaskan, biasanya untuk penggantian oli transmisi yang lebih cepat ini hanya mengganti oli pada tabung bawah di wilayah sekitar karter.

(BACA JUGA: Kompresor AC Mitsubishi Outlander Jebol Bikin Nyesek, Ini Penggantinya)

Ilustrasi Isi oli transmisi otomatis
Ilustrasi Isi oli transmisi otomatis

Penggantiannya hanya menghabiskan tiga liter oli transmisi.

Selanjutnya oli transmisi baru akan bersikulasi otomatis dengan sisa oli yang bertahan.

Langkah ini lebih hemat dari segi alokasi biaya, dibanding dengan metode penggantian ulang secara menyeluruh yang membutuhkan oli transmisi antara 12 liter hingga 15 liter.

Tujuan dari metode pengurasan ini agar ruang transmisi lebih bersih dan tidak meninggalkan sisa oli lama.

(BACA JUGA: Waspada, Rush-Terios Bekas Rawan Bocor di Atap, Rembes ke Plafon)

Langkah ini wajib dijalankan sesuai rekomendasi pabrikan di jarak tempuh 100 ribu km.

Namun, jika sering dihadapkan dengan kondisi jalanan macet, metode pengurasan sebelum mencapai 100 ribu km akan lebih baik.

“Ada juga yang baru mencapai 40 ribu km minta dikuras,” jelas Sarmilih.

Di bengkel resmi Suzuki, disodorkan oli transmisi produksi Suzuki Genuine Oil (SGO) ATF berkode 3317.

(BACA JUGA: Bersihkan Mika Foglamp, Kinclong Lagi Dengan Pasta Gigi)

Klaimnya mampu menahan tekanan suhu tinggi dan mengurangi gejala selip ketika kecepatan tinggi.

“Pindah gigi jadi lebih halus,” promo Yoyok S. Soebadi dari SGO yang menyebut spesifikasinya di atas Dextron III.

Pemakaian transmisi matik di jalanan macet, apalagi sering melakukan ‘stop and go’ tentunya mempengaruhi kinerja penghenti laju, khususnya rem depan.

Jika membandingkan dengan transmisi manual yang sanggup mencapai batas tempuh 70 ribu km, kampas rem mobil transmisi matik bisa lebih cepat habis di kisaran 35 ribu km hingga 40 ribu km.

(BACA JUGA: Daihatsu Terios Punya Gejala Limbung, Bisa Diatasi Pakai Per Mobil Ini)

Tak usah khawatir keluar biaya besar, karena biasanya yang harus diganti lebih dahulu adalah kampas rem depan saja.

“Kalau belakang justru lebih awet, bisa tiga kali ganti kampas rem depan, setelah itu baru ganti kampas rem belakang,” tutur Sarmilih.

Kalau sudah merambah wilayah pengereman, bisa sekalian memeriksa minyak rem.

Ilustrasi cakram rem mobil
Dok otomotif
Ilustrasi cakram rem mobil

Karena asumsi warna minyak rem yang masih bening bukan jaminan kadar airnya rendah.

Jika kadar air sudah meningkat, potensi karat di piston pada kaliper dan sil karet siap mengancam.

Biar awet dan bebas masalah Suzuki Swift-nya, jangan lupa perhatikan hal di atas ya!

Editor : Iday
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa