Otomotifnet.com - Grand Vitara, andalan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di segmen medium-SUV (Sport Utility Vehicle) muncul di Indonesia sejak tahun 1992.
Sambutannya sangat bagus dari konsumen Tanah Air saat itu.
Sayangnya pamor Grand Vitara bisa dibilang semakin menurun saat ini dan tak seindah kompetitor-kompetior di kelasnya.
Lantas, bagaimana nasib dari pesaing Honda HR-V dan Nissan X-Trail tersebut di Indonesia?
(Baca Juga : Suzuki Ertiga GX Kini Pakai Wiring Harness Untuk Kamera Belakang)
"Semakin mengecil sih pasarnya, karena kan kostumer-kostumer sekarang itu ingin mobilnya itu lebih dinamis lah istilahnya," kata Harold Donnel, selaku Head of Brand Development and Marketing Research 4W PT SIS.
"Memang kalau model kami (Grand Vitara) ini kan cenderung desainnya lebih konvensional, kotak-kotak seperti itu kan dan orang yang suka pun jadi semakin terbatas," lanjutnya saat dihubungi (16/2/2019).
Harold menambahkan, Grand Vitara yang dijual saat ini masih berbentuk CBU atau impor utuh dari negara asalnya, yakni Jepang.
"Sementara untuk Grand Vitara kami masih made by order," kata Harold lagi.
(Baca Juga : Beli BMW 530i Luxury atau 320i Luxury, Bayar Off The Road Dapat On The Road)
"Untuk estimasi waktu pengirimannya saya belum bisa pastikan berapa lamanya, tapi standar mobil CBU sih kurang lebih 2 sampai 3 bulan proses pengirimannya," imbuhnya.
Selain itu, nampaknya belum ada rencana Suzuki untuk melakukan penyegaran pada SUV yang dibanderol Rp 376 juta hingga Rp 378 juta on the road Jabodetabek itu dalam waktu dekat ini.
Suzuki lebih memilih untuk fokus pada produk-produk yang mereka rakit secara lokal (CKD).
"Jadi strategi plan kami memang mau fokus dulu ke komposisi produk CKD kami," terang Harold.
"Karena salah satu permintaan dari pemerintah juga kan adalah bagaimana meningkatkan produksi lokal dan ekspor, istilahnya seperti itu," tutupnya.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR