Otomotifnet.com - KIA Carnival bisa menjadi alternatif mencari MPV mewah terjangkau.
Debutnya pertama kali di Tanah Air pada tahun 2000 dengan dua pilihan mesin.
Yakni mesin bensin V6 2.500cc dan Turbo Diesel 2.900cc.
Statusnya saat masuk Indonesia juga CBU (completely built-up) dan diterima dengan cukup baik oleh masyarakat.
(Baca Juga : KIA Carnival Masuk Tahun Depan?)
Meski penjualannya terbilang cepat, rupanya Carnival memiliki banyak kelemahan yang mungkin muncul dan membuat pemiliknya meradang.
Berikut rangkuman mengenai beberapa penyakit KIA Carnival.
Kaca Depan Pecah
PT V-Kool Indo Lestari mengeluarkan sebuah edaran pada tanggal 11 Februari 2000 yang menghimbau pada semua outletnya agar berhati-hati saat memasang kaca film pada KIA Carnival.
Dikutip dari Tabolid OTOMOTIF No. 43/IX, Jaya, selaku manajer operasional V-Kool Lestari bercerita mengenai pengalaman kaca pecah saat memasang kaca film di dua unit Carnival.
(Baca Juga : KIA Carnival Hadir Lagi di Indonesia Tahun Ini?)
"Jangan-jangan, kacanya enggak beres," curiga Jaya.
Dari seluruh kasus yang dialaminya, rata-rata pecahan terjadi di bagian dalam mobil, sekitar kaca spion tengah.
Ternyata kecurigaan Jaya terbukti, Frans Wibowo, direktur teknik KMI mengaku bahwa kaca tersebut memang kekurangan produknya.
"Ya, kurang lebih begitu," tegas Frans mengiyakan pernyataan bahwa kaca mobil Carnival memang kurang baik.
Suara Menganggu Dari Pintu Belakang
Selain kaca depan yang rawan pecah, KIA Carnival juga memiliki penyakit lainnya yang dapat menganggu kenyamanan berkendara.
Yaitu pintu belakang yang mengeluarkan suara menganggu.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pemilik KIA Carnival yang kami kutip dari Tabloid OTOMOTIF No. 13/X.
"Suaranya kletek kletek, bikin telinga capek ngedengernya," keluh Indra, salah satu pemilik KIA Carnival.
Selain bikin risih, suara juga menimbulkan rasa khawatir pemiliknya.
Jangan-jangan ada yang rusak nih! Begitu keluhan sebagian besar pemilik mobil keluarga ini.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Otoseken.id |
KOMENTAR