Masalah utama penolakan kontrak itu bukanlah mengenai uang, melainkan ada pembaruan perjanjian yang merugikan pekerja terkait masalah tertentu.
Salah satu faktornya mulai kenyamanan pekerja di pabrik Harley-Davidson yang bermula pada tahun lalu.
Harley-Davidson mengumumkan akan menghentikan kegiatan dan menutup pabrik Kansas City, meskipun menjanjikan pabrik di Menomonee Falls akan tetap aktif.
Kondisi ini semakin diperkeruh dengan kebijakan pajak yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
(Baca Juga : Denda Tilang Akibat Merokok Sambil Berkendara Totalnya Rp 500 juta! )
Selain di Amerika Serikat, Harley-Davidson di Thailand juga menambah kekhawatiran pekerjanya terhadap keberlangsungan perusahaan tersebut tentang masa depan mereka di sana.
Harley-Davidson mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap penolakan kontrak baru yang telah mereka tawarkan.
Kontrak baru itu menawarkan kenaikan gaji selama masa perjanjian lima tahun, bonus persetujuan, penambahan jaminan pensiun, namun tidak ada tawaran mengenai jaminan asuransi kesehatan pekerja.
Secara resmi kontrak Harley-Davidson telah berakhir dengan United Steelworkers yang sudah terjalin sejak tahun 2012 lalu.
Tidak disebutkan poin pertentangan antara serikat pekerja dan perusahaan serta bagian apa yang sedang dinegosiasikan.
Akan tetapi hingga hari ini, para pekerja tidak memiliki kontrak serikat dengan atasan mereka.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR