Tahun pertamanya di ajang ini adalah di tahun 1997, bersama tim Pons Honda.
"Saat itu, Carlos Checa dan Alberto Puig adalah pembalapnya, itulah awal karirku sebagai mekanik di sini," kata pria asal Catalunya ini.
"Setelah itu aku dengan Derbi selama 4 tahun dan bergabung di kelas 250 cc dengan Toni Elias ketika dia di Aprilia bersama Aspar. Lalu saat Toni ke Honda aku bersamanya. Ketika dia ke kelas MotoGP di 2005, aku bertahan di kelas 250 cc, aku bersama Honda selama bertahun-tahun, bersama tim-nya Puig," tegasnya.
Saat di Derbi, Munoz juga bekerja bersama Jorge Lorenzo di 2002 saat juara dunia 5 kali tersebut memulai debutnya di ajang balap GP.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Sebut Ada Yang Baru di Motornya, MotoGP Jepang Jadi Ajang Pembuktian)
"Tahun pertamaku sebagai kepala mekanik ada bersama Raffaele De Rosa di kelas 250 cc (2009), itu adalah tahun debut pertama De Rosa di kelas 250 cc dan dia langsung jadi rookie of the year," ungkap Munoz.
Dan di 2018, Munoz berhasil membawa Francesco Bagnaia, murid Valentino Rossi, menjadi juara Moto2.
Francesco Bagnaia sendiri sangat mendukung pilihan The Doctor.
"Yang bisa kubilang, dia (Rossi) tidak akan punya keputusan lebih baik dari itu," kata Bagnaia.
"Aku sangat bagus bersama David, kami memenangkan banyak hal tahun lalu. Di akhir musim, aku tidak bisa bilang apapun kepadanya. Dia tahu semua yang harus dilakukan dengan motor," imbuhnya.
"Dia juga sangat bagus dalam hubungan dengan orang lain, dia tahu bagaimana mengatasi orang. Dan dia akan jadi kepala mekanik hebat, dia pantas berada di sana tahun depan," tegasnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR