Otomotifnet.com - Kemacetan dan kesemrautan hingga kecelakaan menjadi peristiwa yang masih setiap hari terjadi khususnya di kota-kota besar di Indonesia.
"Tercatat, setiap hari ada 70 sampai 80 orang menjadi korban kecelakaan di jalan raya. Bahkan berdasarkan penelitian Bappenas, kemacetan di Jabodetabek telah menimbulkan kerugian sebesar Rp 65 triliun per tahun," kata Edison Siahaan Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) di Jakarta (17/12).
Bahkan ia mengklaim, belum ada indikasi mengenai perbaikan kondisi lalu lintas dan angkutan jalan pada 2020 mendatang.
"Sehingga, semakin memastikan kondisi lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia khususnya kota-kota besar pada 2020 masih akan dilanda kemacetan, kesemrautan, kecelakaan dan beragam permasalahan lainnya," ucapnya.
(Baca Juga: Tol Layang Japek Katanya Buat Mobil, Kok Ada Rambu Buat Bus dan Truk?)
Menurut Edison, kondisi lalu lintas pada 2020 tidak akan berubah secara signifikan dari kondisi 2019.
Karena, upaya yang dilakukan pemerintah bukan solusi efektif yang parmanent. Justru pemerintah seperti sedang menggaruk kepala padahal kaki yang gatal.
"Secara kasat mata terlihat, pemerintah memilih prinsip car mobility (mobilitas) ditandai dengan pembangunan infrastruktur dan sarana seperti jalan tol, jalan layang, jalan arteri. Sehingga membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, mobil ataupun motor baik di dalam kota maupun dari luar kota," bebernya.
Akibatnya, memicu terjadinya kemacetan, kesemrautan dan berbagai permasalahan lainnya.
(Baca Juga: Tarif Tol Jagorawi Disesuaikan Dua Hari Lagi, Ada yang Naik dan Turun)
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR