Otomotifnet.com - Opsi upgrade peranti audio mobil atau in cartaintment, kerap dilakukan pemilik mobil yang merasa belum puas dengan kualitas audio bawaan pabrik.
Namun, saat instalasi pastikan juga safety atau keamanannya terjaga dengan baik.
Lantaran komponen audio berhubungan dengan sistem kelistrikan, maka waspadai potensi korsleting listrik atau hubungan pendek arus listrik.
Timbulnya masalah ini biasanya lantaran aplikasi kabel yang tidak sesuai, serta kurangnya pengamanan pada komponen kelistrikan. Pengaman yang dimaksud disini adalah sekring audio.
Baca Juga: Upgrade Tweeter Wajib Tahu Posisi Pas, Jangan di Pilar A, Pengaruhi Kualitas Suara
Sekring audio biasanya berbentuk seperti selongsong yang bahannya anti panas, sehingga tidak mudah meleleh atau terbakar.
Prinsip kerjanya sama seperti yang biasa dipakai buat sistem kelistrikan mobil.
Bedanya sekring buat audio kemasannya dibuat menarik, jadi bisa sekaligus jadi aksesori mobil.
Selain itu, dari segi kualitas kotak sekring audio ini lebih baik dan pintar dalam memagari arus liar.
Memang setiap power amplifier sudah dibekali sekring di dalamnya. Namun ia hanya memproteksi satu komponen itu saja.
Sedangkan pemasangan sekring pada kabel power utama wajib dilakukan.
“Untuk melindungi terjadinya korsleting listrik pada sistem audio, dari power amplifier hingga kabel,” jelas Adi, instalatur audio dari FI Audio, Guntur, Jakarta Pusat.
Seiring dengan itu, kabel atau komponen penting yang terhubung akan terhindar dari kerusakan.
Ukurannya disesuaikan dengan ukuran ampere peranti yang dipakai.
Baca Juga: Bisnis Audio Mobil di Indonesia Kena Imbas Wabah Corona, Impor Ditutup, Pedagang Bingung
“Jarak sekring ke kepala aki maksimal sekitar 20 cm atau sedekat mungkin,” katanya.
Sesuai fungsinya sebagai peranti keamanan, sekering akan putus bila terjadi hubungan pendek di sistem kelistrikan mobil.
Sekring (fuse) secara otomatis akan memutuskan lempeng atau kawat tembaga yang ada di dalamnya.
Dalam memilih jenis fuse atau sekring yang baik, pilih isi sekring yang terbuat dari 1 keping material utuh.
Selain itu, holder atau terminal kabelnya bersentuhan langsung ke isi fuse. Ambil contohnya tipe ANL dan fuse model blade (tancap).
Lantas ada tipe fusible link (FLM) digunakan untuk arus yang lebih besar mulai dari 30 Ampere sampai 100 Ampere.
Seperti juga sekring, fusible link juga dapat terbakar atau putus. Kalau sudah putus harus diganti dengan yang baru. Rendy
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR