Nah, sok tipe gas ini kata Alfian karakternya justru lebih responsif dibanding sok tipe oli.
Tak heran bila kebanyakan sokbreker high performance atau kompetisi, menggunakan jenis ini.
Selain itu, beberapa merek mobil juga ada yang menggunakan sokbreker tipe gas sebagai standarnya.
Toh, bantingan suspensinya bisa tetap nyaman, “Jadi, bukan karena jenis isi soknya, melainkan karena settingan nilai force-nya,” jelas Alfian lagi.
Untuk membuktikannya, kata Alfian bisa diukur menggunakan dyno sokbreker.
“Pasti akan ketahuan nilai force-nya antara sokbreker oli maupun gas,” yakinnya.
Nah, beberapa waktu lalu Otomotifnet.com iseng-iseng mengganti sokbreker belakang Suzuki Ertiga GX keluaran 2013, pakai produk aftermarket tipe gas.
Dari hasil pengujian kami, saat mobil dikendarai di jalan yang tidak rata atau sedikit rusak, bantingannya bisa dibilang tak jauh berbeda dengan sokbreker standar yang masih menggunakan oli.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR