Otomotifnet.com - Sejak awal Juni, pemerintah mulai menghimbau penerapan New Normal yang merupakan adaptasi kehidupan baru di tengah pandemi usai pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kebijakan ini kemudian juga mulai diterapkan di beberapa daerah lain, seperti Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Bandung, Surabaya, Palembang, dan Makassar yang mulai mengakhiri masa PSBB satu per satu.
Selama diberlakukannya PSBB, tentunya aktivitas dan mobilitas masyarakat dibatasi.
Kini sejak masa transisi PSBB mulai diterapkan, masyarakat mulai siap kembali beraktivitas, salah satunya berkendara dengan kendaraan pribadi.
Baca Juga: Kuras Oli Mesin Pakai Engine Flush, Aman kah Setiap Ganti Oli?
Kendaraan yang beristirahat dalam waktu cukup lama di garasi (indoor) atau di area parkir (outdoor), dapat berdampak pada kondisi kendaraan.
Baik terhadap performa mesin, sampai bagian terluar kendaraan, yaitu ban.
Nah, produsen ban asal Korea Selatan, yakni PT. Hankook Tire Sales Indonesia, mengingatkan masyarakat melakukan check-up pada ban.
Tentunya sebelum mobil digunakan beraktivitas lagim dengan tujuan agar kita memastikan ban tetap dalam kondisi sehat.
Menurut Yoonsoo Shin, President Hankook Tire Sales Indonesia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengecek ban mobil yang sudah lama tidak digunakan.
Pertama, dimulai dari tampak permukaan ban. Jika terdapat kotoran seperti kerikil, cukup cuci ban dengan menyikatnya.
Namun, jika terdapat garis-garis halus atau retakan pada permukaan atau dinding ban, maka ban harus segera diganti.
“Pada umumnya, retakan yang terdapat pada permukaan ban menandakan usia ban dan tekanan angin pada ban, jadi ketika karet ban semakin getas, maka ban sebaiknya harus segera diganti,” jelas Shin.
Baca Juga: Cegah Kondisi Ban 'Flat Tire', Ini Tips Dan Trik Dari Suzuki
Ia juga menambahkan bahwa opsi alternatif seperti penggunaan cairan silikon atau penghitam ban untuk retakan halus seperti rambut, ataupun opsi vulkanisasi pada retakan di dinding bagian samping ban, tidak menjadi solusi untuk pemakaian jangka panjang.
Kedua, tingkat keausan ban. “Untuk memudahkan para pengguna dalam mengetahui tingkat keausan ban, pabrikan ban telah memberikan Tread Wear Indicator (TWI) yang diletakkan di setiap ban,” papar Shin.
TWI ini berbentuk tanda segitiga yang terdapat pada dinding ban.
Biasanya terdapat sekitar enam (6) tanda TWI di dinding ban yang mendekati dasar tapak ban.
Jika tanda segitiga TWI sudah menyentuh tapak ban, maka ban harus segera diganti.
Ban yang aus akan menurunkan kapabilitas pengereman dan berisiko licin, khususnya di jalanan basah, sehingga kendaraan mudah tergelincir.
Tentunya, kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan para pengguna.
Jadi, penting untuk memperhatikan tingkat keausan ban.
Pada umumnya, ban dianjurkan diganti jika telah berjalan sejauh 40.000 hingga 60.000 kilometer.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR