Otomotifnet.com - SM Sport tipe SM Classic pertama kali diluncurkan di IMOS 2018 lalu. Waktu itu masih mengusung embel-embel Cub Classic pada namanya.
Setelah menunggu lebih dari setahun, akhirnya unit tes tersedia untuk dijajal OTOMOTIF.
PT. MForce Indonesia selaku distributor resmi SM Sport di tanah air, membanderol bebek retro ini di angka Rp 20,85 juta OTR Jakarta.
Banderol yang cukup terjangkau, karena menurut Indra Gumay, GM 3S Marketing PT. MForce Indonesia, SM Classic ini diposisikan sebagai low end model moped bike berkonsep retro/klasik.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle EFI Dites Lengkap, Akselerasi Hingga Konsumsi Bensin
Hal itu tentu bisa jadi alternatif bagi yang ingin menebus Honda Super Cub C125 tapi merasa kemahalan, karena harganya mencapai Rp 72,7 juta.
Dengan banderol yang menarik serta tampilan ciamik, apakah motor ini layak untuk dipinang?
Simak hasil test ride SM Classic berikut ini. Tim OTOMOTIF
Desain
SM Classic mengambil garis desain bebek klasik dengan sentuhan modern.
Tampilan retro modern ini didukung oleh headlamp LED bulat yang dikelilingi DRL (daytime running light).
Tak luput sayap putih khas motor bebek lawas. Tapi sayang, ada tambahan pelat besi di sayap yang menurut kami merusak sentuhan lawasnya dan terasa tidak perlu.
Kesan klasik turut diperkuat oleh spion bulat dalam balutan chrome. Juga adanya jok pengendara dan penumpang model terpisah.
Nuansa chrome berlanjut pada beberapa bagian, salah satunya cover knalpot. Sementara di buritan terpasang rapi stoplamp LED model vertikal.
Pada bagian roda, SM Classic dibekali pelek 17 inci dengan jari-jari model rapat.
Baca Juga: Yamaha NMAX Pasang Piston R15, Stroke Up Jadi 171 cc, Tenaga Naik 4 Dk
Model pelek seperti ini mengingatkan kami pada sepeda low rider dan tren modifikasi motor bebek di awal tahun 2000-an.
Bebek klasik ini tersedia dalam tiga macam pilihan warna, matte red, matte grey, dan yellow.
Fitur & Teknologi
Fitur kami awali dengan panel instrumen. SM Classic menggunakan spido analog dengan isi simpel tapi informatif.
Ada spidometer, odometer, indikator sein, indikator lampu jauh, dan indikator low fuel karena tidak dilengkapi fuelmeter.
Yang cukup unik, background spido bisa menyala dalam gelap atau glow in the dark.
Fosfornya akan menyala apabila lampu spido dimatikan atau setelah menyerap sinar matahari saat dipakai berkendara di siang hari.
Lampu spido dimatikan via sakelar di setang sebelah kanan. Sakelar ini juga sekaligus berfungsi mematikan DRL di setang.
Sakelar dan tombol lampunya terlihat klasik. Sekilas seperti yang terdapat pada bebek Honda lawas.
Baca Juga: SYM Jet 14 Mirip Lexi, Punya Dek Rata tapi Kaki Bisa Selonjoran, Nyaman!
Biar begitu, seluruh lampu yang ada di SM Classic sudah mengadopsi LED sebagai sumber penerangan.
Rantai dilengkapi cover untuk melindungi dari kotoran dan debu.
Kemudian, jok pengendara menempel pada bagian atas tangki menggunakan suction cup. Fitur ini sempat kami temui pada skutik retro Royal Alloy GP200.
Tutup tangki bensinnya dilengkapi pengunci. Kapasitas bensin yang dapat ditampung sebanyak 4 liter.
Jok belakang bisa dibuka dengan menarik seling baja. Tatakan jok di bawahnya bisa menjadi alas rak atau boks.
Bicara tempat membawa dan menyimpan barang, di atas sepatbor depan ada rak, tapi tanpa dilengkapi penjepit untuk mengamankan barang.
Ada juga dua kantung untuk tempat menaruh barang berukuran kecil atau botol minum.
Kantung di sebelah kiri terdapat colokan USB yang dapat digunakan untuk menambah daya smartphone.
Baca Juga: Lampu Yamaha Aerox 155 Naik Turun, Atur Tinggi Lampu Tinggal Pencet
Satu lagi yang unik, untuk menyalakan motor pengendara harus menarik handel rem depan sembari menekan tombol starter. Metode ini umumnya ditemukan pada skutik.
Selain electrik starter ada pula kick starter.
Layaknya bebek kebanyakan, SM Classic dibekali dengan girboks 4 speed rotari, yang dapat langsung kembali ke gigi netral dari gigi empat.
Pelek jari-jari 17 inci dibalut oleh ban berukuran 70/90-17 dan 80/90-17.
Riding Position & Handling
SM Classic memiliki tinggi jok 755 mm, membuat tester dengan postur 170 cm/60 kg dapat menapakkan kedua kaki ke tanah dengan mudah.
Jok model terpisah nyaman untuk diduduki, baik di sisi pengendara maupun penumpang.
Tapi patut dicatat, karena ketiadaan behel seperti kebanyakan motor bebek, penumpang yang dibonceng harus siap-siap berpegang ke pengendara di depan.
Jadi romantis kalau bawa pacar sob! Heheee...
Saat duduk, tangan mudah menggapai ke setang dengan posisi rendah.
Meski begitu segitiga berkendara tetap nyaman karena badan tetap tegak. Pun dengan posisi kaki yang tepat di bawah pengendara.
Sebagai motor bebek, SM Classic dapat membanggakan diri dengan penggunaan suspensi depan tipe upside down.
Karakternya cukup kaku dengan travel suspensi yang tidak terlalu panjang.
Sedangkan di belakang pakai dual shockbreaker. Karakternya lebih kaku dibanding sok depan.
Sehingga agak kurang nyaman bagi pengendara dan penumpang, terutama ketika melewati jalan keriting dan garis speed trap yang tebal. Membuat badan jadi terguncang-guncang.
Namun, karakter suspensi yang kaku ini mendukung handling yang stabil dan tajam.
Awalnya kami agak ragu untuk menekuk motor di tikungan, karena ban yang digunakan ukurannya yang kurus.
Tapi ternyata motor anteng, tanpa ada gejala goyang. Nurut mengikuti setiap arahan setang.
Ditambah bobot yang hanya 101 kg, lincah banget dipakai selap-selip di antara mobil saat macet.
Dengan ground clearance 120 mm, juga cukup aman untuk melewati polisi tidur tanpa perlu khawatir akan terantuk.
Performa
SM Classic mengusung mesin 1 silinder 109,2 cc SOHC 2 katup air cooled. Dilihat dari spek dan ciri fisik, mesinnya mirip milik Honda Blade/Revo.
Ukuran bore x stroke 50 x 55,6 mm, tapi rasio kompresi hanya 8,8:1. Hmm masih sanggup nenggak Premium tuh!
Kesederhanaan juga berlanjut pada sistem pengabutan bahan bakar yang masih pakai karburator.
Klaim tenaga maksimal yang dihasilkan sebesar 8,3 dk (6,2 kW) @7.500 rpm dan torsi 8,2 Nm @5.500 rpm. Disalurkan ke roda belakang via transmisi 4 percepatan.
Biarpun tampang jadul, tenaga mesin ternyata cukup responsif. Terutama pada putaran bawah ketika mulai start.
Dorongan tenaga ini terus secara linear sampai di sekitar kecepatan 60 km/jam. Di atas kecepatan tersebut, mulai terasa getaran pada setang.
Dengan trek yang cukup panjang, kami berhasil mendapat top speed 93,2 km/jam di alat ukur Racelogic dan 100 km/jam pada tampilan spidometer.
Lucunya, top speed tersebut lebih tinggi dibandingkan klaim pabrikan yang hanya 85 km/jam.
Pabrikan SM rupanya suka rendah hati dalam menyematkan klaim performa produk mereka.
Top speed yang lebih tinggi ini sebelumnya juga pernah terjadi saat test ride motor dual-purpose SM Sport GY150.
Untuk data akselerasi selengkapnya simak pada tabel di bawah.
Oiya bicara performa pengereman, kedua rem masih menggunakan teromol.
Meskipun rem depan terasa kurang pakem apabila dibandingkan dengan rem belakang yang mencengkram lebih kuat, daya hentinya cukup baik untuk motor bebek.
Dapat diandalkan untuk berkendara sehari-hari.
Konsumsi Bensin
SM Classic mencatatkan konsumsi bensin rata-rata sebesar 48,5 km/liter.
Hasil tersebut didapat dalam pemakaian normal harian dengan kondisi rider bertangan berat, sering gaspol saat kondisi jalan lengang.
Pencapaian tersebut terbilang irit mengingat motor ini masih menggunakan karburator sebagai pengabut bahan bakar.
Data Spesifikasi SM Sport SM Classic:
Tipe Mesin 4 Langkah, 2 Katup SOHC, Pendingin Udara
Susunan Silinder 1 Silinder tidur
Diameter X Langkah 50 x 55,6 mm
Perbandingan Kompresi 8,8:1
Volume Silinder 109,2 cc
Daya Maksimum 8,3 dk (6,2 kW)/7.500 rpm
Torsi Maksimum 8,2 Nm/5.500 rpm
Sistem Starter Electric & Kick Starter
Sistem Pelumasan Wet
Kapasitas Oli Mesin -
Sistem Bahan Bakar Karburator
Tipe Kopling Multiplate Wet Clutch
Tipe Transmisi Semi-Manual 4 Speed Return
Dimensi
P X L X T 1.900 x 690 x 1.010 mm
Jarak Sumbu Roda 1.230 mm
Jarak Terendah Ke Tanah 120 mm
Tinggi Tempat Duduk 755 mm
Bobot 101 kg (Kerb)
Kapasitas Tangki Bensin 4 L
Rangka
Tipe Rangka Underbone
Suspensi Depan Upside Down
Ban Depan 70/90-17
Ban Belakang 80/90-17
Rem Depan Teromol
Rem Belakang Teromol
Suspensi Belakang Dual Shock
Kelistrikan
Sistem Pengapian CDI
Data Tes SM Sport SM Classic:
0-60 km/jam : 7,3 detik
0-80 km/jam : 15,1 detik
0-100 km/jam : -
0-100 m : 8,8 detik (@67,4 km/jam)
0–201 meter : 13,7 detik (@ 77,8 km/jam)
0–401 meter : 22,4 detik (@ 87,3 km/jam)
Top Speed : 93,2 km/jam (Racelogic)
: 100 km/jam (Spidometer)
Konsumsi Bahan bakar rata-rata: 48,5 km/liter
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR