Otomotifnet.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong investasi di sektor baterai kendaraan listrik seiring dengan naiknya era kendaraan listrik.
Menurut Direktur Industri Logam Ditjen ILMATE Kemenperin, Budi Susanto, pengembangan baterai dapat membuat Indonesia menjadi pemain kunci dalam industri kendaraan listrik.
“Kemampuan penguasaan tenologi baterai dan keuntungan bahwa Indonesia memiliki sumber bahan baku penyusun baterai lhitium seperti nikel, cobalt, mangan, aluminium dan ferrum merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara produsen kendaraan listrik lainnya,” papar Budi dalam keterangan resminya (10/11/2020).
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Taufiek Bawazier, menyatakan Indonesia juga harus memikirkan proses daur ulang baterai kendaraan listrik.
Baca Juga: Kementrian ESDM Targetkan 2.465 Unit SPKLU Selesai Digarap Hingga Tahun 2025
"Sepuluh tahun ke depan Indonesia juga perlu mempersiapkan fasilitas recycling (daur ulang), untuk memperoleh nilai tambah baru baik berupa material di dalamnya seperti lithium, nikel, cobalt, mangan dan copper," kata Taufiek.
Menurutnya, penguasaan teknologi recycling perlu dipikirkan dari sekarang, seperti penggunaan hydrometalurgi, teknologi AI dan robotik, termasuk skill baru dalam pemrosesan baterai listrik.
“Setiap cell atau modul, dan pack berbeda bentuk, ada yang silinder atau prismatik. Semuanya berbeda tipe di setiap mobil listrik,” tuturnya.
Dengan demikian, diperlukan teknologi modern dalam proses daur ulang tersebut.
Baca Juga: Isi Daya di SPKLU Gambir Sudah Pakai Aplikasi, Per kWh Dibanderol Segini
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR