Otomotifnet.com - Di ruas tol Cipali yang terbentang sepanjang 116,75 kilometer terbilang sering terjadi kecelakaan.
Berdasarkan data, urutan kecelakaan yang sering terjadi yakni kecelakaan tunggal, kecelakaan ganda dan terakhir beruntun.
Tak jarang juga tingkat fatalitasnya termasuk tinggi.
Bisa karena crossing jalur, atau juga ke median jalan yang cekung berbentuk V.
Baca Juga: Astra Tol Cipali Sebut Penyebab Kecelakaan, Satunya Karena Hal Ini
Untuk lebih meningkatkan tingkat safety jalan tol dan fatalitas, pihak Asta Tol Cipali sebagai pemilik, punya beberapa cara mengantisipasinya.
Pertama dengan menerapkan speed reducer yang ada di jalur kanan serta juga kiri.
Panjangnya sejauh 1 kilometer, 500 meter di kiri dan 500 meter di kanan.
Speed reducer ini merupakan aspal yang dicat warna putih dengan bentuk panah. Sehingga, secara ilusi mata, pengendara akan mengurangi kecepatan kendaraan.
Penerapan speed reducer ini terbukti membuat pengendara mengurangi laju kendaraannya.
Selain speed reducer, Astra Tol Cipali juga sudah memasang wire rope yang terbuat dari baja.
Satu rangkaian yang terdiri dari 4 sling baja teranyam, mampu menahan beban 80 ton.
"Seandainya ada yang kecelakaan akan tertahan di sling baja ini. Kalaupun tertabrak, mobil tidak parah dan bisa melanjutkan perjalanan,"
Baca Juga: Astra Tol Cipali Bangun Akses Menuju Bandara Kertajati, Beroperasi Tahun Depan
"Kalau mobil besar yang nabrak, biasanya patoknya akan ikut rusak. Mobil tertahan,"
"Dengan wire rope ini juga membuat mobil tidak bisa crossing atau nyebrang jalur berlawanan,"
"Jadi, ini mampu mengurangi fatalitas kecelakaan," ucap Sri Mulyo, Kepala Departemen Maintenance, Asta Tol Cipali (26/11/2020).
Sampai saat ini memang belum sepanjang tol Cipali terpasang. Tahun ini terpasang 35 kilometer.
Meski demikian, nantinya sepanjang jalur Cipali akan terpasang penahan beban tersebut.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR