Ini membuat jarak main lengan jadi terbatas, karena itu perlu memainkan pundak saat berbelok patah.
Windshieldnya punya tinggi yang cukup pas untuk postur 170 cm, kurang lebih sebatas leher. Jadi area dada aman dari terpaan angin.
Sisi positif dari bobot yang lebih 200 kg adalah kestabilan yang mantap ketika TRK 502X melaju, baik di jalan lurus maupun saat melahap beragam tikungan.
Meski berat, berkat konstruksi rangka tubularnya berhasil membuat motor ini sangat lincah, stabil, dan mampu berbelok secara tajam sesuai keinginan pengendaranya.
Baca Juga: Test Ride Benelli TRK 502X, Kaki-Kaki Jenjang, Tampang Khas Adventure!
Tentu saja ini tidak lepas dari peran suspensi upside down (USD) berdiameter as 50 mm dan monosoknya.
Karakter USDnya punya per yang sedikit keras bersanding dengan damping lembut, sehingga terasa stabil saat cornering tapi guncangan kerap terasa saat melewati jalur tidak rata.
Beda dengan monosoknya, full adjustable jadi bisa disesuaikan kebutuhan pengendara. Untuk menyetel preload dan compression terlebih dulu harus melepas penutup plastik di sisi kanan menggunakan kunci L 4 mm.
Kalau menyetel rebound agak repot dan harus hati-hati, karena tangan harus ngolong melewati bawah leher knalpot dan sela-sela swing arm.
Baca Juga: Jadi Cruiser Terbaik di Otomotif Award, Ini Kelebihan Benelli Patagonian Eagle EFI
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR