Otomotifnet.com - Bisa dibilang, ajang balap merupakan sarana yang bagus untuk mengangkat nama bengkel.
Pembalap butuh mobil yang mampu dipacu secepat mungkin, sedangkan pihak bengkel memanfaatkan orderan itu untuk mempromosikan jasanya ke khalayak ramai.
Jika menang, orang-orang juga akan tahu mobil tersebut digarap di bengkel mana.
Hal itulah yang dirasakan oleh David Ahie, punggawa bengkel spesialis modifikasi mesin Top Speed Motor di Kedoya, Jakbar.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Ferry ‘Standar Motor’, 40 Tahun Dagang, Modalnya Cuma Satu
Ahie, begitu ia kerap disapa memang cukup makan asam garam dunia balap.
Perjalanan kariernya pun lumayan panjang, dimulai saat dirinya merantau ke Jakarta pada 1983 silam.
"Waktu itu saya diajak sama Amiaw (Sonny Hew, punggawa Amiaw Motor Sport) ,"
"Katanya, 'Mau enggak kerja di Jakarta?', saya bilang mau. Akhirnya jadi kepala montirnya dia waktu masih di Jelambar dan Radio Dalam," ujarnya membuka percakapan.
Selain itu, pria kelahiran Bangka ini juga sempat menimba ilmu di Roma Motorsport dan Jakarta Ban.
Barulah pada 1992 dirinya memberanikan diri membuka bengkel sendiri.
Baca Juga: Valentino Rossi Atau Marc Marquez yang Terbaik? Ini kata Espargaro
Sebagai bengkel spesialis modifikasi mesin, sudah banyak mobil hasil garapannya memenangkan kejuaraan.
Salah satu yang paling berkesan adalah saat Toyota Kijang lansiran 1994 milik konsumen asal Palembang, Sumsel meraih juara dua di kelas Super Combat (SC IV) dalam gelaran Otomotif Night Race (ONR).
Menariknya, saat itu lawan-lawannya kebanyakan pakai mobil jenis sedan.
Catatan waktunya pun tak main-main, 10,111 detik, dan dinobatkan sebagi minibus terkencang di ajang ONR.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Atak, Spesialis ECU yang Raup Cuan dari Banjir, Biaya Terjangkau
Ia pun menjamin mobil yang masuk bengkelnya sangat matang buat adu kebut.
"Tapi semuanya tergantung orang yang bawa," lanjut pria yang mengaku tak tamat pendidikan dasar (SD) ini.
Walaupun banyak kendaraan hasil utak-atiknya yang juara di berbagai arena, ia merasa belum puas kalau tak terjun langsung jadi pembalap.
"Soalnya di situ kita bisa merasakan langsung kelebihan dan kekurangan kendaraan," katanya.
Baca Juga: Bukan Lomba Lari, Begini Penerapan Sprint Race di F1, Simak Saat F1 Inggris
Protes Hingga Diskualifikasi Dari Lawan
Saking seringnya menang, tak jarang protes hingga diskualifikasi dari pihak lawan dilayangkan kepadanya.
Pihak yang tak terima kebanyakan menuduh dirinya curang atau menggunakan komponen rahasia yang dilarang.
"Pokoknya dicari-cari terus kesalahannya. Bahkan ada yang sampai nekat ngebedah dan ngejajal langsung mobil saya saking penasarannya mereka. Setelah coba biasanya mereka langsung percaya,"
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Justinus Roma Autosport, Biangnya Part Off-Road
"Setiap menang, mobil saya selalu dikerubuti sama orang-orang. Dari situ banyak yang minta mobilnya dibikin kencang seperti punya saya," ujarnya.
Oiya, Ahie juga mengatakan bahwa untuk membangun mobil yang siap balap, tak sampai merogoh kocek terlalu dalam.
"Kalau yang lain modif spek balap bisa jor-joran habis ratusan juta rupiah, di saya paling mentok Rp 60 jutaan. Itu sudah termasuk pengerjaan mesin, kaki-kaki dan kelistrikan. Pokoknya tak pernah lebih dari Rp 100 juta," kata pria berkacamata ini.
Harus Bersih
Baca Juga: Anda Suka Ngebut? Jangan Coba-coba Naik Motor Ini, Bisa-bisa Stres!
Selain pembalap, banyak anak muda datang padanya minta diset mesin mobilnya.
Baik untuk kecepatan, hemat bahan bakar, kenyamanan dan sebagainya.
"Tapi, sebagian besar minta diset supaya bisa lari lebih cepat," kata pria pehobi mancing ini.
Namun, ada syarat yang ditetapkan oleh Ahie jika mobil konsumennya ingin dibuat kencang, terutama untuk keperluan balap. Dan ini harus dipenuhi.
"Pokoknya saya ultimatum, kalau kamu mau saya bangun mobilnya jadi kencang buat balap, kamu harus dalam keadaan bersih," tegasnya.
Maksud bersih di sini artinya, pembalap tidak boleh 'ngobat' (mengonsumsi obat-obatan terlarang alias narkoba) maupun dalam pengaruh minum -minuman keras (alkohol).
Selain itu, pembalap juga harus berlaga di sirkuit, bukan jalan raya.
"Tidak boleh main liaran. Harus di kejuaraan resmi," tandasnya.
Selama puluhan tahun mewarnai dunia balap tanah air, OTOMOTIF turut menjadi saksi perjalanan kariernya.
Mobil hasil garapannya pun sering tampil di halaman tabloid.
"Apalagi waktu dulu OTOMOTIF bikin event ONR. Saya langganan ikut dan dapat juara. Pialanya masih saya simpan hingga sekarang," pungkasnya seraya mengatakan belum ada rencana untuk pensiun.
Top Speed Motor
Jl. Kedoya Duri Raya No. 1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Telp: (021) 5806611, 58356436
HP: 0816-817-173, 0815-8500-4577
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR