Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jualan Mobil Tahun Depan Belum Bisa Diprediksi, Gaikindo Fokus Ngurus Ini Dulu

Naufal Shafly,Ferdian - Senin, 23 Agustus 2021 | 19:40 WIB
Suasana booth Suzuki di GIIAS 2019.
Muhammad Ermiel Zulfikar/GridOto.com
Suasana booth Suzuki di GIIAS 2019.

Otomotifnet.com - Penjualan mobil baru kena dampak positif semenjak diberlakukannya Insentif PPnBM 100 persen yang diberikan pemerintah sejak Maret 2021.

Namun insentif PPnBM 100 persen ini bakal segera berakhir di 31 Agustus 2021, dan mulai September-November 2021 besaran insentifnya hanya sebesar 25 persen.

Yang jadi pertanyaan, kalau di tahun ini penjualan mobil baru sangat terdongkrak oleh insentif PPnBM 100 persen, lalu bagaimana nasib penjualan di tahun depan?

Sebab, belum tentu pemerintah kembali memberikan insentif serupa di tahun depan.

Terkait hal ini, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi bilang, Gaikindo hingga saat ini belum mau memikirkan penjualan di tahun depan.

"Terus terang kami saat ini masih berpikir bagaimana menutup tahun 2021 ini. Kami belum memproyeksikan target penjualan di 2022 akan seperti apa," ucap Yohannes dalam konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Yo ini menambahkan, ketimbang memikirkan penjualan tahun depan, pihaknya masih berfokus untuk mencapai target penjualan 750.000 unit di tahun ini.

Baca Juga: Harga Mobil Bakal Naik Bulan Depan, Gaikindo Berharap Diskon Pajak Diperpanjang

"Karena kalau kita lihat, bulan Agustus adalah akhir dari insentif PPnBM 100 persen. Ini tentunya akan sangat berdampak (bagi penjualan)," kata Yo.

Yo mengatakan pihaknya tengah menyusun strategi untuk mencoba mengajukan perpanjangan insentif PPnBM 100 persen ke pemerintah.

"Di sisi lain kami tahu bahwa pemerintah juga lagi sangat sulit menghadapi biaya yang cukup tinggi. Tapi harapan kami semoga pemerintah mau memperpanjang insentif PPnBM 100 persen sampai akhir tahun," ucapnya.

"Kalau itu terjadi, tentunya akan berdampak sangat baik bagi industri otomotif Indonesia," lanjutnya.

Lebih perinci, Yo mengatakan saat ini pihaknya juga masih kesulitan untuk membaca nasib industri otomotif di Indonesia.

Sebab, nasib industri otomotif sangat bergantung pada daya beli dan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Namun, seperti yang diketahui bersama ekonomi Indonesia masih belum stabil akibat dari belum terkendalinya pandemi Covid-19.

"Semua masalah yang kami hadapi sejak 2020 adalah karena pandemi Covid-19. Jadi kalau pandemi Covid-19 sendiri belum jelas seperti apa di tahun depan, terus terang kami kesulitan untuk menjawab (perkiraan pasar otomotif tahun depan)," tukasnya.

"Tapi kami punya harapan, dengan besarnya angka vaksinasi di Indonesia, terutama di Jakarta, harapannya pandemi ini bisa terkendali. Tentunya saat pandemi terkendali sektor otomotif bisa ikut pulih," tutup Yohannes Nangoi.

Editor : Panji Nugraha
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa