Otomotifnet.com - Pagi mas Dhika! Langsung saja mas.. saya pakai (Toyota, red) Avanza G 2008.
Kalau isi bensin selalu gonta-ganti jenisnya, kadang Pertamax atau Pertalite, bahkan Premium.
Pertanyaannya, apakah dengan campuran BBM tersebut bisa merusak kinerja mesin?
Apakah ada anjuran khusus untuk pemakaian BBM? Mohon penjelasannya! Trims...
Dudun Abdurahim, via email
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF : Tertarik Confero S ACT Bekas, Gimana Lindungi Catnya?
Pagi juga Kang Dudun. Sejatinya Toyota Avanza G 1.3 keluaran 2008 yang mengusung dapur pacu berkode K3-FE, punya rasio kompresi mesin 10,0 : 1.
Nah, rasio kompresi segitu atau di atas 9,1 : 0, dianjurkan menggunakan bahan bakar dengan oktan minimal 92 atau setara Pertamax.
Pasti beda deh tarikan mobil dan efisiensi bahan bakarnya ketika menggunaan Pertamax, dibanding pakai bahan bakar dengan oktan di bawahnya macam Pertalite atau Premium. Sepakat gak?
Namun bukan berarti tidak bisa pakai BBM dengan RON di bawahnya. Hanya saja loncatnya jangan terlalu jauh dari RON 92 langsung ke 88.
Sebab biasanya pada mesin injeksi modern yang mengaplikasi knocking sensor, timing pengapiannya memang akan menyesuaikan dengan bahan bakar yang dipakai.
Tapi, range oktannya tidak terlalu jauh dari anjuran pabrik. Misalnya dianjurkan pakai BBM RON 92, maka ECU masih bisa menyesuaikan timing pengapian ketika kita pakai bensin RON 90 atau 1 tingkat di bawahnya.
Jika pakai yang 2 tingkat di bawahnya, mesin akan rentan ngelitik, dan ini bisa menyebabkan overheat serta ruang bakar cepat sekali ditumpuki deposit.
O iya perlu diingat, tiap-tiap bahan bakar memiliki kandungan sulfur dan additive detergen yang berbeda-beda.
Umumnya bahan bakar yang oktannya lebih tinggi, kandungan detergennya lebih baik dibanding BBM dengan oktan di bawahnya.
Nah ketika dicampur, kemampuan detergensi (membersihkan deposit) bahan bakar yang oktannya tinggi tadi, akan berkurang.
Sehingga lama kelamaan kerak yang terbentuk (mulai dari intake, klep hingga ruang bakar) jadi susah untuk dibersihkan additive getergen dalam bahan bakar.
Jika kerak sudah terlalu banyak, efeknya akan membuat performa mesin menurun, boros, mudah ngelitik, hingga overheat.
Kalau sudah begini, biaya perawatannya bisa lebih mahal dan lama-lama bisa saja merusak komponen di dalam mesin.
Bagi Anda yang juga punya pertanyaan seputar masalah mobil, silahkan kirim pertanyaan ke email konsultasi.r4@gmail.com. Maka akan dijawab di rubrik Konsultasi OTOMOTIF.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR