Contohnya Suzuki yang memilih memulainya lewat teknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) mereka.
SHVS ini bisa dibilang jenis elektrifikasi yang paling ringan, karena dibangun hanya menggunakan kombinasi dua buah perangkat saja, yakni ISG atau Integrated Starter Generator serta Lithium-Ion Battery.
ISG ini berfungsi sebagai motor penggerak, menggantikan alternator konvensional.
Tenaga yang dihasilkan oleh ISG dapat menghidupkan kembali mesin dan membantunya saat berakselerasi, sehingga hasilnya dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Baca Juga: 5 Besar Negara Tujuan Ekspor Mobil Suzuki, Hanya Andalkan 4 Produk, Ada CBU dan CKD
Ia juga berfungsi untuk menghidupkan mesin kembali tanpa menimbulkan suara seperti bila pakai dynamo starter.
“Sistem ini kami sebut Mild Hybrid. Suzuki juga punya yang Strong Hybrid dan full EV (Electric Vehicle),” bilang Mahardian Ismadi Brata, Asst. To Design Development, Engineering Administration & Homologation Dept. Head PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM).
Namun saat ini, lanjut Mahardian, lantaran infrastruktur untuk kendaraan elektrifikasi di Indonesia belum merata hingga ke daerah, Suzuki Indonesia memutuskan untuk menerapkan teknologi Mild Hybrid sebagai pembuka menujuk era elektrifikasi di Tanah Air.
Tak hanya itu alasannya, “Di Indonesia ini market share kendaraan elektrifikasi masih sangat kecil, karena tidak semua masyarakat bisa membelinya lantaran teknologi ini masih mahal,” terang Joshi Prasetya, Strategic Planning Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR