"Makanya suruh naikin lagi," celetukan Karni Ilyas.
"Siap, Pak siap," ujar Rara.
Rara kemudian mengaku sebenarnya pernah ingin pulang dan tak melanjutkan pekerjaannya.
Namun ia langsung dicegah oleh pihak MotoGP Mandalika.
"Saya kemarin sempet mau pulang sebenarnya," ucap Rara.
"Ditahan mereka pasti," kata Karni Ilyas.
"Iya ditahan," timpal Rara.
Rara lalu mengatakan sejumlah pekerja di pagelaran balapan MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia sudah mengetahui kemampuannya.
Hal tersebut membuatnya kerap diminta mengatur cuaca.
"Karena tukang-tukangnya yang lokal, dan Dona, kan udah tau (kemampuan sebagai pawang hujan)," kata Rara.
"Jadi pawang hujan dijadikan remote, ujan, cerah, dingin, gerimis," imbuhnya.
Karni Ilyas kemudian menyebut kemampuan Rara lebih hebat dibanding dengan air conditioner (AC).
"Lebih hebat daripada AC," celetuk Karni Ilyas mengundang tawa.
Karni Ilyas lalu meminta Rara untuk menunjukkan bukti gajinya selama bekerja selama 21 hari di MotoGP Mandalika.
"Jadi berapa dibayar selama 21 hari?" tanya Karni Ilyas.
"Rp 105 juta," ucap Rara menunjukkan bukti transfer di rekeningnnya.
Tak cuma dibayar ratusan juta, Rara juga mengaku mendapatkan aneka fasilitas secara gratis.
"Jadi kan saya masih beli dupa dan lain-lain, kalau semua untuk fasilitas free," ujar Rara.
"Kemarin dapat business class Garuda," tambhanya.
Baca Juga: Ngejomplang, Upah Mbak Rara dan Marshal Sirkuit Mandalika Bak Gaji Manager Dengan Karyawan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR