"Sedangkan orang-orang nggak mau kalau Pertamax, karena mahal," terangnya dikutip dari Kompas.com, (8/4/22).
Selain itu, Ia juga kesulitan mencari SPBU yang menyediakan Pertalite.
Bahkan Juwariyah harus mencari ke tiga SPBU di kecamatan Sumbersuko dan Pasirian.
Akibatnya, mau tidak mau Juwariyah ikut menaikkan harga jualan Pertalite ecerannya.
Satu liter Pertalite dijualnya Rp 12 ribu, sedangkan 1,5 liter dilego Rp 17 ribu.
"Sebenarnya bukan mau menaikkan harga, tapi buat bayar ongkos yang cari bensin (Pertalite), nggak ada kalau tidak dinaikkan," sambungnya.
Tak hanya Juwariyah, Fikri (32) warga Kalibendo, Tekung, Lumajang juga melakukan hal sama.
Namun, Fikri tak menaikkan harga meski harus bolak-balik pakai motor untuk beli Pertalite.
"Kalau punya motor besar enak isinya banyak, lah saya motornya kecil, tapi mau naikkan harga ya nggak bisa, malah nggak ada yang beli," pungkasnya.
Baca Juga: Enggak Ada Alasan, Beli Pertalite Pakai Jeriken di SPBU Diusir Mentah-mentah
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR