Otomotifnet.com - Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2005 oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku APM Toyota, Toyota Fortuner hadir dengan DNA sebuah 7-seater SUV yang tangguh, tahan banting, dan mampu diandalkan.
Salah satu yang menjadi daya tarik pada High SUV ini yaitu mesin dengan tenaga dan torsi yang begitu besar yang menyenangkan.
Berawal dari mesin bensin hingga hadirnya mesin diesel di tahun 2007, cocok bagi yang menginginkan akselerasi Fortuner lebih responsif khas mesin diesel.
Setelah itu, mesin diesel tidak pernah absen dari keluarga Fortuner. Termasuk ketika generasi keduanya meluncur di tahun 2016.
Baca Juga: Tampang Masih Gagah, Ini Hasil Tes Fortuner 2.5 G A/T 4x4 Diesel 2014
Tidak tanggung-tanggung, unit 2GD-FTV 2.393 cc VNTurbo intercooler yang dikenal berlimpah tenaga dan torsi datang menyapa penggemarnya.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dan ekspektasi pengguna Fortuner semakin meningkat.
Banyak yang menginginkan performa Fortuner dapat ditingkatkan untuk menegaskan sosoknya sebagai SUV tangguh.
Makanya tak sedikit Fortuner yang menjadi sasaran para penyuka modifikasi.
Utamanya dari sisi performa mesin dieselnya yang bisa dengan mudah ditingkatkan performanya.
Untuk menjawab keinginan masyarakat Indonesia, PT Toyota-Astra Motor pun lantas menghadirkan varian bermesin 1GD-FTV 2.755 cc VNTurbo intercooler belum lama ini, dengan tenaga dan torsi yang lebih powerful.
Kehadiran varian baru ini melengkapi opsi mesin diesel dan bensin yang sudah ada untuk memberikan pilihan lengkap, untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang beragam.
Namun dibalik kelebihan-kelebihannya tadi, termasuk perawatannya yang tidak sulit selama servis berkalanya diperhatikan, ada juga beberapa kekurangan yang dikeluhkan penggunanya.
Baca Juga: Wholesales Fortuner Melejit, Pajero Sport Kesalip, Angka MU-X Memprihatinkan
Pertama, untuk yang mesin bensin tenaganya memang tidak 'sebesar' yang diesel.
"Agak 'bolot' dan bensinnya boros, tapi selebihnya sama saja," ucap Dimas, pengguna Fortuner bensin tahun 2006.
Tak hanya itu, keluhan khas para pengguna Fortuner biasanya mengenai suspensinya.
"Agak limbung dan cenderung agak keras, karena ngejar stabilitasnya sepertinya," ucap Wayan, pemilik Fortuner 2013.
Lalu sistem rem standar juga kerap jadi concern para penggunanya.
"Memang ada beberapa keluhan soal rem standar Fortuner yang kurang pakem menurut ownernya," ujar Teddy dari SS Performance Shop di Bandung yang banyak menangani Fortuner gen 1 dan 2.
Biasanya Teddy menganjurkan untuk mengganti rem dengan disc brake, kampas rem, dan brake line aftermarket yang sudah teruji kualitasnya.
Soal harga, "Disc brake mulai dari Rp 4 jutaan, kampas rem Rp 1 jutaan, dan brake line Rp 3 jutaan," tuturnya. Kyn
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR