Sontak Bondan menolak mentah-mentah lantaran harga normal tiket hanya Rp 95 ribu.
"Aku bilang ke mereka, kamu calo ya? Mereka langsung marah kemudian menampar satu kali lalu mencekik leher sambil mengancam jangan macam-macam di daerah sini (Terboyo)," ujarnya.
Dirinya tak bisa berbuat banyak sebab takut urusan akan panjang.
Apalagi Bondan seorang diri di lokasi tersebut.
Ia pun ketika itu harus membayar tiket bus tersebut dengan harga Rp 200 ribu.
"Saya ga sempat lapor polisi lha wong dikejar waktu. Mau kerja, kalau lapor polisi kan pasti ditanya-tanya dulu padahal saat itu sudah mepet waktunya," terangnya.
Ia mengaku, sengaja mem-posting pengalamannya tersebut di grup Facebook supaya menjadi pembelajaran bagi orang lain.
Selain itu, ia juga baru sempat menuliskannya saat ini karena sebelumnya berbulan-bulan di atas kapal.
Ia pun senang ketika postingan ditangani kepolisian karena keberadaan calo preman sudah sangat meresahkan.
"Saya harap Polisi bisa berantas keberadaan calo preman di Terboyo supaya para penumpang bus aman, kasihan bila ada orang luar kota di situ kena calo," ungkapnya.
Terpisah, Kapolsek Genuk, AKP Ris Andrian Yudo Nugroho mengatakan, anggotanya telah melakukan patroli dialogis menyasar para kru bus, tukang ojek, hingga pedagang kali lima di sekitar Simpang Terboyo, (19/8/22).
Para pekerja tersebut diberi imbauan siapapun yang mencari nafkah di tempat tersebut supaya turut membantu dan menjaga rasa aman kepada para penumpang bus.
"Apabila melihat tidak bertanggung jawab yang merugikan penumpang maupun masyarakat laporan ke kami," jelasnya saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Pasang Tarif Mahal, Calo Pengurusan SIM Dibekuk, Per Tahun Raup Rp 36 juta
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR