Otomotifnet.com - Harga Pertalite dan Solar dikabarkan segera naik awal September 2022.
Sebab sinyal kenaikan ini sudah dilontarkan Presiden Joko Widodo dan para menterinya.
Namun, saat menyebut harga asli Pertalite tanpa Subdidi, Presiden Jokowi dan dua menterinya enggak kompak.
Seolah punya hitungan masing-masing.
Versi Presiden Jokowi
Presiden Jokowi mengatakan harga murni Pertalite Rp 17.100 per liter jika tak disubsidi.
Pernyataan ini diucapkan Jokowi saat Silatruahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD, (5/8/22) lalu.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik Rp 7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah Rp 17.100, demonya berapa bulan?" tanya Jokowi.
"Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?" tutur Jokowi.
Bisa-bisa, jika harga Pertalite melambung karena tak lagi disubsidi, ekonomi Indonesia berpotensi jeblok ditambah inflasi yang naik tinggi.
"Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Dunia saat ini sudah berada pada possisi yang mengerikan," ucap Jokowi.
Versi Menko Airlangga Hartarto
Beda lagi dengan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perkonomian, Airlangga Hartarto.
Ia menyebutkan, harga keekonomian Pertalite saat ini Rp 13.150 per liter.
Sementara di SPBU, Pertalite masih dijual Rp 7.650 per liter.
Akibatnya, selisih harga harus ditanggung pemerintah lewat skema subsidi.
"(Sementara) Harga keekonomian Pertamax Rp 15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500 per liter," ujar Airlangga dalam konferensi pers, (16/8/22).
Lebih lanjut Airlangga mengklaim, harga bensin di Indonesia saat ini masih lebih rendah dibanding sejumlah negara Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan data yang Ia miliki, di Thailand rata-rata harga BBM dipatok Rp 19.500, Vietnam Rp 16.645 per liter dan Filipina Rp 21.352.
"Kita relatif di bawah negara ASEAN lain," kata dia.
Versi Menkeu Sri Mulyani
Lagi-lagi, apa yang disebutkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berbeda dengan Presiden Jokowi dan Menko Airlangga.
Ia mengatakan Harga Jual Eceran (HJE) BBM bersubsidi jauh lebih rendah dibandingkan harga jual seharusnya atau keekonomiannya.
Sri Mulyani menyebut, harga Pertalite seharusnya Rp 14.450 per liter berdasarkan harga keekonomiannya.
Namun, SPBU Pertamina masih menjual BBM RON 90 ini dengan harga Rp 7.650 per liter.
"Harga Pertalite sekarang ini, rakyat setiap liternya mendapatkan subsidi 53 persen atau Rp 6.800 setiap liter yang dibeli," ujar Sri Mulyani.
Angka tersebut ia dapat dengan mengasumsikan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 105 dollar AS per barel dan nilai tukar rupiah Rp 14.700 per dollar AS.
Sementara itu, harga jual Solar juga dinilai masih jauh dibanding harga keekonomiannya.
Dirinya mengungkapkan, harga Solar saat ini sebesar Rp 5.150 per liter, sedangkan harga aslinya sudah mencapai Rp 13.950 per liter.
"Artinya masyarakat dan seluruh perekonomian mendapatkan subsidi solar sebesar 63 persen atau mencapai Rp 8.800 per liter dari harga riilnya," tegas Sri Mulyani.
Baca Juga: Harga Pertalite Infonya Bakal Naik, Stok Pertalite dan Solar Tinggal Segini
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR