Otomotifnet.com - Pertalite kini jadi perbincangan karena dituding jadi boros.
Mengulik hal tersebut, mesti tahu dulu spesifikasi lengkap Pertalite.
Mulai dari warna, nilai sulfur sampai berat jenis dari Pertalite.
Penjelasannya dibeberkan Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB).
Spesifikasi ini berdasarkan data SK Dirjen Migas mengenai Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
1. Warna
Warna digunakan sebagai pembeda Pertalite dengan BBM lain seperti Pertamax dan Pertamax Turbo.
Pertalite memiliki visual jernih dan terang dengan warna hijau.
"Pewarna yang digunakan merupakan zat yang larut dan bisa ikut terbakar di ruang bakar," sebut Tri.
"Jadi tidak akan berpengaruh pada penyebab penyumbatan atau deposit," sambungnya.
2. Research Octane Number (RON)
Pertalite memiliki RON 90.
"RON merupakan ukuran waktu yang menentukan berapa lama bahan bakar bisa terbakar saat ignition," ujar Tri.
Tinggi rendahnya RON berpengaruh semakin panjang atau pendeknya waktu yang diperlukan agar bahan bakar bisa terbakar.
Angka RON yang terkandung juga menentukan seberapa kuat ketahanan terhadap detonasi.
Dari RON 90 yang dimiliki Pertalite, Tri menilai cocok digunakan untuk kompresi mesin 9:1 hingga 10:1.
"Jika kompresi mesin di atas itu, bahan bakar bisa meledak duluan sebelum pemampatan," terang Tri.
"Akhirnya terjadi detonasi, dimana RON 90 kurang tahan terhadap detonasi dari kompresi mesin di atas itu," terusnya.
3. Sulfur
Pertalite memiliki kandungan sulfur maksimal 0,002%m/m.
Tri menerangkan, jika dikonversi menjadi parts per million (ppm), Pertalite mengandung sulfur maksimal sebesar 20 ppm.
"Kandungan sulfur berpengaruh pada potensi korosi sulfasi serta deposit pada komponen saluran bahan bakar," terang Tri lagi.
Seperti pada fuel pump atau injektor.
Jika unsur sulfur semakin tinggi, komponen fuel pump bisa lebih mudah mengalami korosi atau injektor yang cepat tersumbat akibat deposit.
4. Berat Jenis
Berat jenis bahan bakar bisa berpengaruh pada densitas energi yang dihasilkan.
Pada Pertalite, berat jenis yang dimiliki memiliki rentang 715 kg/m3 hingga 770 kg/m3.
"Semakin tinggi berat jenis yang didapat, semakin besar juga energi yang dihasilkan ketika bahan bakar terbakar, dan sebaliknya," jelas Tri.
Ini juga akan menentukan dari energi yang dihasilkan bisa lebih irit atau boros.
Dengan sama-sama 1 liter, densitas energi maksimal yang didapat bisa lebih irit ketimbang densitas energi yang minimal.
"Dari energi densitas minimal, untuk mencapai performa setarah butuh volume lebih banyak, jadi konsumsi bahan bakar lebih boros," papar Tri.
Baca Juga: Pertalite Disebut Jadi Boros, Ahli ITB Bongkar Beberapa Penyebab
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR