Otomotifnet.com - Jonathan Rea ikhlaskan titel juara dunia WorldSBK 2022.
Jonathan Rea bersikap realistis karena harapannya meraih titel sangat sulit karena jarak poin dari Alvaro Bautista terlampau jauh jelang gelaran World Superbike Mandalika 2022.
Pembalap Kawasaki Racing Team ini tertinggal dari Alvaro Bautista dengan 507 poin, serta Toprak Razgatlioglu dengan 425 poin.
Jelas pada gelaran Superbike Mandalika 2022 mendatang, Alvaro Bautista lah yang paling mungkin untuk melakukan pesta gelar di Indonesia.
Walaupun sudah melepas harapan untuk musim ini, Rea mendesak Kawasaki supaya melakukan pembenahan demi bisa bertarung melawan Ducati dan Yamaha tahun depan.
Musim ini Rea hanya bisa tampil bagus di tiga seri awal saja, dengan meraih lima kemenangan dari sembilan balapan yang dilombakan.
Setelahnya, Rea hanya menjadi penonton saat Bautista terus menampilkan performa bagus dan Razgatlioglu yang meningkat meski pada awal musim kesulitan.
"Aku kecewa dengan situasi kami dan bahwa kami tidak cukup kompetitif," kata Rea dilansir dari Newsletter.co.uk.
"Bagaimanapun, Ducati dan Alvaro serta Toprak dan Yamaha bekerja dengan luar biasa, dan kami harus melakukan langkah serupa. Jelas sekali ada area yang harus kami perbaiki, tapi kami tak menyentuh area itu karena sulit," jelasnya.
Setelah masa-masa emas menyapu gelar 2015 hingga 2020, Rea menemui rival sepadan pada 2021 lalu dengan penampilannya masih cukup kompetiti.
Tapi untuk musim 2022 ini tampak berbeda baginya, karena situasinya semakin sulit.
"Kami tak bisa melakukannya sesuai keinginan kami, rasanya seperti kami tak punya referensi lagi, ini sebenarnya bagus karena kami seharusnya menggali lebih dalam lagi dan bereaksi. Tahun ini di beberapa trek, tangan kami seperti terikat dan itu bikin frustrasi," lanjut Rea.
Dalam kesempatan lain, Rea pun mengkritisi soal regulasi yang membuat motor Ducati dengan DNA MotoGP-nya bisa dikatakan terlalu OP atau overpowered dari pabrikan lainnya.
Tidak ada batasan ketat soal harga motor bahan yang dipakai tim untuk balapan World Superbike.
Hal itu memungkinkan satu pabrikan memproduksi motor dengan biaya pengembangan lebih besar, komponen yang lebih mahal, sehingga berdampak ke harga yang lebih mahal pula.
Sebut saja Ducati memproduksi Panigale V4 R dengan part yang lebih mahal dan barang terbatas, dengan mengaplikasikan beberapa teknologi MotoGP di dalamnya.
Harga jualnya di negara barat mencapai 40 ribu dollar AS atau senilai Rp 627 juta (kurs 1 dollar AS setara Rp 15.678, per 7 November 2022).
"Memakai material terbaik itu bagus, meskipun ini kejuaraan motor produksi massal, tergantung pabrikan memutuskan apa yang harus dibawa ke trek," kata Rea dilansir dari GPOne.
"Keseimbangan performa memberi variasi banyak, tapi itu bukan keinginan semua orang," imbuhnya.
Sedangkan di tempat yang sama, Kawasaki menjual ZX-10RR sepertiganya saja dari Panigale V4 R, dengan harga sekitar 17 ribu dollar AS atau senilai Rp 267 juta.
Rea pun berharap ada regulasi yang mengatur ketat masalah tersebut sehingga kompetisi menjadi lebih fair buat semua pabrikan.
"Aku paham ide superkonsesi, tapi aku lebih memilih melihat kejuaraan dengan motor terbaik diproduksi dengan homologasi dan batas regulasi," sambungnya.
"Dalam kondisi itu, semua orang bisa berkesempatan membeli motornya. Tapi sekarang bayangkan bagaimana saat di dealer kau melihat ada motor yang harganya 40 ribu dan lainnya 17 ribu, itu bukan hal yang sama," sindir juara dunia enam kali ini.
World Superbike bisa mencontoh Kejuaraan Dunia Reli, hal semacam ini diatur dengan cukup detail dari harga sampai total populasi mobilnya di seluruh dunia.
Baca Juga: Road Sweeper Bekerja, Aspal Sirkuit Mandalika Bebas Debu dan Kotoran
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR