Otomotifnet.com – Mobil kesayangan bila mulai memperlihatkan gejala-gejala aneh pada suspensinya, sebaiknya segera deh periksakan ke bengkel.
Misalnya bantingan mobil terasa keras atau terlalu mengayun saat melewati jalan keriting atau polisi tidur, limbung ketika bermanuver dan sebagainya.
Sebab bila tidak, selain kurang nyaman dikendarai, juga dapat beresiko terhadap keselamatan berkendara.
Nah, umumnya gejala-gejala yang tadi disebutkan di atas biasanya disebabkan oleh mulai menurunnya kinerja shockbreaker.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Mobil Berguncang Kuat Saat Lewat Polisi Tidur, Tanda Shockbreaker Lemah?
“Umumnya sih shockbreaker yang suka kena duluan, kalau per jarang sekali bermasalah,” tukas Abikusno, punggawa bengkel Pak Abi di kawasan Perumahan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Depok.
Apalagi, lanjut Pak Abi (sapaan akrabnya), bila mobil sering melewati jalan rusak, pastinya lama-lama akan membuat kinerja komponen peredam kejutnya jadi cepat menurun.
Tapi, bagaimana cara mengetahui kinerja sokbreaker mobil kita sudah mulai lemah atau belum?
Perlu diketahui, jenis shockbreaker standar pada mobil-mobil yang dipasarkan di Tanah Air itu ada yang single action dan ada pula double action.
“Yang dimaksud sok single action, kerjanya cuma satu arah saja. Yaitu saat kompresi saja atau rebound saja,” terang Pak Abi.
Sementara yang double action, bekerja dua-duanya (kompresi dan rebound).
Jenis ini lah yang banyak digunakan di mobil-mobil keluaran sekarang.
Nah, baik sok single action maupun double action ini, “Bila kinerjanya mulai aus atau lemah, efeknya hampir mirip, yakni kemampuan meredam guncangan jadi berkurang,” jelasnya.
Baca Juga: Mobil Pemakaian Di Atas 5 Tahun Jangan Lakukan Ini Bila Ogah Shockbreaker Depan Mengunci!
Ciri-ciri yang bisa dirasakan, terutama untuk sok depan, salah satunya ketika melakukan pengereman, bagian depan mobil akan terasa amblas atau turun terlalu banyak dari biasanya.
“Sebaliknya ketika mobil sudah berhenti, bagian depannya akan cepat mengayun ke atas,” papar pria yang pernah bekerja di bagian technical service PT Toyota Astra Motor (TAM) ini.
Itu karena kemampuan meredam kompresi dan rebound-nya sudah berkurang.
Untuk memastikannya, dalam kondisi mobil diparkir coba ayunkan bagian depan mobil dengan cara ditekan ke bawah, lalu dilepas.
Jika bagian depan mobil mudah amblas dan saat kita lepas bagian depan mobil menyayun terlalu cepat, bisa dipastikan sokbreakernya sudah lemah.
“Kalau sokbreakernya masih bagus, ketika bagian depan mobil kita tekan, turunnya cuma sedikit.”
“Sebaliknya ketika tekanan pada bagian depan mobil kita lepas, pasti mengayun ke atasnya akan lebih pelan. Sama halnya sokbreaker belakang,” terang Pak Abi.
Efek yang akan ditimbulkan saat mobil dikendarai, “Yang jelas bantingan mobil akan terasa kurang nyaman. Mobil akan terlalu mengayun ketika melewati jalan rusak, mudah limbung ketika bermanuver dan masih banyak lagi,” tutupnya.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR