Otomotifnet.com - Sedang ramai kabar pemecatan Rian Mahendra dari PO Haryanto oleh ayahnya sendiri Haji Haryanto.
Terkait dengan kabar keduanya, apakah mempengaruhi operasionalnya?
Belakangan ini ramai di media sosial mengenai perselisihan di internal salah satu Perusahaan Otobus (PO) terbesar di Indonesia, yaitu PO Haryanto.
Berawal dari tersebar luasnya surat pemecatan Rian Mahendra yang selama 19 tahun terakhir ini dikenal sebagai Direktur Operasional PO Haryanto.
Menjadi geger karena selain dilihat sebagai sosok penting di PO Haryanto, Rian Mahendra adalah anak pertama dari sang pemilik PO yaitu Haji Haryanto.
Sehingga bisa dibilang ia dipecat oleh ayahnya sendiri.
Lantas, apakah pemecatan Rian Mahendra tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap operasional PO Haryanto?
"Tidak berpengaruh sih tidak ada Rian Mahendra pun," jawab sang pendiri PO Haryanto, yaitu H. Haryanto kepada GridOto.com melalui sambungan telepon pada Sabtu (7/1/2022) malam lalu.
"Karena dari awal mulai 2002 itu untuk operasional hariannya ya saya juga yang pegang," ungkap pria yang akrab disapa Pak Haji Haryanto itu.
Meskipun sudah menjelema sebagai salah satu PO terbesar di Indonesia, Haji Haryanto mengungkapkan bahwa mengurus operasional harian PO Haryanto tidak terlalu sulit.
Pasalnya, ia kini didukung oleh ribuan karyawan dari berbagai divisi yang membantunya memastikan agar PO Haryanto dapat beroperasi maksimal setiap harinya.
"PO Haryanto itu kan sudah punya divisi yang ada ketua dan karyawannya masing-masing juga ya mulai dari divisi SPBU, rumah makan, juga trayek-trayek seperti Madura, Malang, dan lain-lain," beber Haryanto.
Sehingga ia pun mengatakan bahwa aktivitas sehari-harinya di 'markas besar' PO Haryanto di Kudus, Jawa Tengah tergolong ringan.
"Sehari-harinya saya kontrol aja mas, (mengingatkan karyawan agar) kebersihan selalu dijaga dan pelayanan diutamakan, memastikan bus siap pakai, menasehati sopir kami agar bawa bus-nya bagus dan tidak lupa sholat lima waktu, kesibukan saya itu aja," detail Haryanto.
"Jadi tidak ada yang direpotin karena semua sudah ada yang ngurus, paling saya sibuk hanya beli sasis dan solar," imbuh pria yang juga pensiunan TNI AD dengan pangkat Kopral Kepala (Purn.) itu.
"Tidak ada frustrasinya, dan tidak berpengaruh mau ada Rian atau tidak," tutup pria kelahiran Kudus, 17 Desember 1959 itu.
Baca Juga: Viral Rian Mahendra Dipecat Ayahnya Sendiri, Dinilai Tak Jujur, Kini Nganggur?
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR