Otomotifnet.com - Penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) perlu dikaji lebih dalam.
Ketua Forum Transportasi Perkotaan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Budi Yulianto mengatakan, kebijakan ini perlu dikaji mendalam karena punya dampak sosial yang cukup luas.
Beberapa negara yang telah lebih dulu menerapkan ERP juga tidak seluruhnya berhasil, ambil contoh di Inggris.
Selain kota London, Inggris juga sempat menerapkan ERP untuk kota-kota lainnya seperti Cardiff, Birmingham, dan Liverpool.
"Namun di tiga kota itu tidak berhasil lantaran masyarakat menolak keberadaan ERP yang diyakini program tersebut tidak akan berhasil mengurai kemacetan," katanya dalam keterangan tertulis (14/2/2023).
Penerapan ERP menurutnya memang tidak selalu mulus.
Apalagi ide ini juga sulit mendapatkan dukungan publik di berbagai kota-kota belahan dunia, seperti Hong Kong, Edinburgh, ataupun kota-kota besar lainnya di Amerika Serikat.
Bahkan kata Budi, di Hong Kong yang merupakan kota pertama yang memperkenalkan ide ERP justru gagal mengimplementasikannya karena kurangnya dukungan masyarakat terhadap ide ini.
Lain ceritanya dengan New York, Budi mengatakan walaupun sudah mendapatkan persetujuan oleh badan legislatif pada 2019, namun pembahasan teknis yang begitu rumit membuat pelaksanaan ERP belum juga terlaksana hingga tahun ini.
Rencana penerapan ERP oleh Pemprov DKI Jakarta diprediksi juga akan mengalami hal serupa.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR