Sehingga Indonesia dibutuhkan program insentif yang mampu merangsang penggunaan KBLBB seraya menjaring investor baru.
"Saat ini negara-negara lain termasuk tetangga kita, mendorong KBLBB melalui cara pemberian insentif," ujarnya.
"Sehingga mereka jadi menarik di mata investor untuk ekosistem KBLBB-nya," ucap dia.
"Indonesia juga perlu ke sana. Lebih jauh, nanti ketika produksi massal yang sedang kita dorong bisa dilakukan, harga KBLBB akan lebih terjangkau," kata Luhut.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bila bantuan negara untuk mendorong produksi dan penjualan KBLBB diberikan untuk pembelian motor, mobil, bus listrik dan konversi.
Namun ada kuota yang diberikan atau ditetapkan pemerintah untuk penjualan KBLBB atau kendaraan listrik, yaitu motor listrik 200.000 unit, mobil listrik sebanyak 35.900 unit, 138 unit untuk bus listrik, sampai konversi 50.000 unit.
"Bantuan pemerintah terhadap pembelian kendaraan listrik berlaku sampai Desember 2023. Untuk mobil karena baru ada dua produsen (mobil listrik murni) yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV, kita berikan untuk 35.900 unit," kata dia.
Baca Juga: Bocor Sedikit Syarat Insentif Motor Listrik, Minimal TKDN 40 Persen
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR